Internasional, gemasulawesi – Setidaknya 2 warga Palestina meninggal dan beberapa lainnya terluka, termasuk anak-anak, ketika pesawat penjajah Israel mengebom sebuah rumah di Kota Gaza.
Peristiwa tersebut dikabarkan terjadi pada tanggal 17 Juli 2024, waktu Palestina.
Pesawat militer penjajah Israel juga menargetkan sebuah masjid di utara kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah, yang mengakibatkan cedera.
Di sisi lain, Pusat Hak Konstitusional mengajukan permintaan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, untuk semua komunikasi internal yang terkait dengan penyelidikan ICC terhadap kejahatan yang dilakukan oleh pemerintah penjajah Israel selama perang di Jalur Gaza.
Kelompok hukum tersebut mengatakan mereka sangart tertarik dengan segala upaya yang sedang dilakukan oleh Amerika Serikat untuk menghentikan atau menunda penerbitan surat perintah penangkapan ini.
Mereka juga ingin mendapatkan informasi tersebut melalui permintaan berdasarkan UU Kebebasan Informasi.
Permintaan ini, berdasarkan hukum Amerika Serikat, harus dijawab oleh pemerintah.
Di sisi lain, Kantor Pemerintah Gaza mengatakan sedikitnya 23 orang meninggal dan 73 lainnya terluka dalam serangan terhadap sebuah sekolah di Kamp Pengungsi Nuseirat yang menampung orang-orang terlantar kemarin, tanggal 16 Juli 2024, waktu Palestina.
Sementara itu, Presiden Prancis telah berbicara dengan Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dari Qatar, serta Raja Bahrain, Hamid bin Isa Al Khalifa, untuk membahas perang Gaza.
Prancis merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan negara itu mempunyai populasi Yahudi dan Muslim yang besar.
Di sisi lain, Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric, mengatakan serangan penjajah Israel menghantam dekat pusat kemanusiaan bersama.
“Rekan saya di Jalur Gaza melaporkan serangan tersebut ‘hanya beberapa ratus meter’ dari pusat kota di Deir el-Balah,” katanya.
Dujarric mengungkapkan pusat tersebut digunakan untuk mengoordinasikan operasi kemanusiaan PBB dan LSM lainnya di seluruh wilayah Jalur Gaza.
“Saya kira, kita hanya dapat membayangkan seberapa besar dampaknya terhadap rekan-rekan kemanusiaan kita yang benar-benar bekerja di tempat tersebut,” ujarnya. (*/Mey)