Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, telah menyampaikan kepada Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, jika Hamas merupakan satu-satunya penghalang atau penghalang tunggal untuk tercapainya kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Joe Biden juga mendesak Emir Qatar untuk menekan Hamas agar menerima kesepakatan gencatan senjata.
Dalam pernyataan mereka kemarin, tanggal 3 Juni 2024, waktu AS, Gedung Putih menyatakan Joe Biden menegaskan kesiapan penjajah Israel untuk bergerak maju dengan ketentuan yang dia tetapkan pekan lalu.
Diketahui jika terjadi pembicaraan telepon antara kedua pemimpin negara tersebut pada hari Senin, tanggal 3 Juni 2024.
Amiri Diwan dari Qatar membenarkan bahwa Emir Qatar menerima telepon dari Presiden Amerika Serikat untuk melakukan pembahasan terkait upaya mencapai gencatan senjata permanen di Jalur Gaza.
“Keduanya juga membahas perkembangan yang terjadi di Jalur Gaza dan wilayah Palestina yang diduduki,” katanya.
Diketahui jika Qatar telah memainkan peran yang penting dalam melakukan mediasi penolakan tidak langsung antara Hamas dengan penjajah Israel, bersama dengan Amerika Serikat dan Mesir.
Sementara itu, blok negara-negara maju G7 pada hari Senin, 3 Juni 2024, menyampaikan pihaknya mendukung proposal gencatan senjata dan juga meminta Hamas untuk menerimanya.
Dalam pernyataan mereka, G7 menyebutkan pemimpin G7 sepenuhnya mendukung rencana gencatan senjata yang akan mengarah pada gencatan senjata segera di Jalur Gaza, pembebasan semua sandera, peningkatan bantuan kemanusiaan yang signifikan dan berkelanjutan untuk didistribusikan ke seluruh Jalur Gaza.
“Juga mengarah kepada berakhirnya krisis secara abadi, dengan terjaminnya kepentingan keamanan penjajah Israel dan juga keselamatan warga sipil Jalur Gaza,” ucap mereka.
Negara-negara yang termasuk ke dalam G7 adalah Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Jerman, Prancis, Italia dan Spanyol.
Pada hari Senin, 3 Juni 2024, kantor media pemerintah Gaza menyampaikan lebih dari 3,500 anak dibawah usia 5 tahun memiliki risiko meninggal dikarenakan kekurangan makanan, suplemen nutrisi dan vaksinasi, dikarenakan penjajah Israel terus membatasi masuknya bantuan yang sangat dibutuhkan di Jalur Gaza. (*/Mey)