Internasional, gemasulawesi – Anggota kabinet perang penjajah Israel, Benny Gantz, dikabarkan telah menyerukan pertemuan sesegera mungkin untuk membahas proposal gencatan senjata baru yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.
Dalam keterangannya kemarin, tanggal 1 Juni 2024, waktu penjajah Israel, Amerika Serikat telah membuktikan dari waktu ke waktu secara konsisten, persis seperti yang mereka bbuktikan sejak awal perang dibawah kepemimpinan Joe Biden.
“Juga komitmennya terhadap keamanan penjajah Israel dan upaya untuk memulangkan para sandera,” ujarnya.
Dia menambahkan jika penjajah Israel sangat berterima kasih kepada Presiden Joe Biden dan juga semua teman Amerikan untuk dukungan yang diberikan mereka.
Gantz menyebutkan penjajah Israel berkomitmen untuk terus memajukan pengaturan pengembalian para sandera dan juga bahwa kabinet perang harus dibentuk sesegera mungkin bersama dengan tim perunding.
“Itu bertujuan untuk merumuskan langkah selanjutnya,” katanya.
Di sisi lain, pasukan penjajah Israel telah menembak dan juga membunuh seorang anak laki-laki Palestina yang masih berusia 15 tahun dalam penggerebekan di kamp pengungsi Aqabat Jabr yang berada di Tepi Barat.
Diketahui jika remaja yang bernama Ahmed Ashraf Hmedat tersebut ditembak oleh tentara penjajah Israel di dekat pemakaman di kamp itu, yang dikabarkan terletak di sebelah selatan Jericho.
Selain itu, pasukan penjajah Israel juga mencegah kru darurat untuk mencapai dan merawat dia dan juga orang lainnya yang terluka.
Sementara itu, Hamas menyatakan mereka belum menerima proposal gencatan senjata Joe Biden.
Juru Bicara Hamas, Osama Hamdan, menyampaikan mereka menyambut baik usulan proposal gencatan senjata Biden dan melihatnya sebagai hal yang positif.
Namun, Hamdan juga mengakui Hamas hingga kini belum menerima dokumen tertulis proposal gencatan senjata yang diusulkan Joe Biden.
“Kami belum menerima apapun secara tertulis berdasarkan pengalaman kami, apa yang disampaikan secara lisan bukanlah apa yang biasanya didokumentasikan,” terangnya.
Dia menekankan jika itu sebabnya Hamas siap untuk mempelajari dokumen apapun dengan segala detailnya. (*/Mey)