Internasional, gemasulawesi – Kemarin, tanggal 17 November 2023, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina, UNRWA, mengatakan bahwa mereka membutuhkan 160.000 liter bahan bakar setiap harinya untuk melakukan operasi penting di Jalur Gaza, Palestina.
Dalam sebuah pernyataan, UNRWA awal pekan ini mengeluarkan peringatan untuk menghentikan operasinya di Gaza dalam waktu 48 jam karena kekurangan bahan bakar yang parah.
Meskipun Israel telah memberlakukan larangan untuk membawa masuk bahan bakar ke Jalur Gaza sejak tanggal 7 Oktober 2023, pada hari Rabu kemarin, UNRWA berhasil menerima sejumlah 25.000 litaer bahan bakar yang masuk melalui perbatasan Rafah di Mesir untuk operasinya.
“UNRWA memerlukan sejumlah bahan bakar tersebut untuk operasi dasar kemanusiaan,” tulis mereka.
UNRWA memainkan peran penting sebagai badan PBB Utama yang beroperasi di Jalur Gaza.
Selama ini, UNRWA telah memberikan perlindungan untuk sekitar 830.000 pengungsi Palestina di sekolah-sekolahnya yang berada di seluruh Gaza.
UNRWA juga menawarkan tempat perlindungan yang aman bagi rakyat Palestina dari serangan Israel.
UNRWA mengehentikan operasinya di Gaza dan wilayah utama sementara mereka beroperasi di bagian selatan di bawah serangan gencar Israel.
Sejak 7 Oktober 2023, setidaknya 12.000 warga Palestina terbunuh termasuk lebih dari 7.800 perempuan dan anak-anak.
Dan lebih dari 29.200 lainnya terluka.
Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, gereja dan juga masjid telah rusak atau hancur akibat serangan udara dan darat yang tidak henti dari Israel terhadap wilayah kantong yang terkepung tersebut sejak bulan Oktober.
Sementara itu, korban tewas di pihak Israel adalah sekitar 1.200 orang.
Sementara itu, PBB sendiri telah menyerukan jeda kemanusiaan untuk agresi Israel kali ini.
Israel telah memberikan waktu 4 jam setiap harinya bagi para pengungsi untuk mengungsi ke sebelah selatan.
Ratusan ribu rakyat Palestina harus menempuh perjalanan bermil-mil jauhnya untuk mencapai tempat yang aman.
Beberapa negara di dunia juga telah menyerukan gencatan senjata dengan berbagai aksi protes yang terjadi di seluruh dunia yang menginginkan perang ini segera berhenti.
Namun, hingga kini Israel masih belum menunjukkan tanda-tanda akan mengakhiri perang. (*/Mey)