BMKG Catat 113 Gempa Susulan Pascagempa Magnitudo 6,0 di Poso, Warga Diminta Waspada Aktivitas Seismik Lanjutan

Ket. Foto potret warga Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah mengungsi usai terjadi gempa bumi Source: (Foto/HO-ANTARA/HO-BPBD Sulteng)

Poso, gemasulawesi - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan kepada masyarakat di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, usai mencatat sebanyak 113 aktivitas gempa bumi susulan yang terjadi setelah gempa utama mengguncang wilayah tersebut.

Gempa utama dengan kekuatan magnitudo 6,0 terjadi pada Kamis, 24 Juli 2025 pukul 21.06 WITA dan menjadi pemicu rentetan getaran lanjutan yang cukup intens di kawasan itu.

BMKG melalui Direktur Gempa Bumi dan Tsunami, Daryono, mengungkapkan bahwa sebagian besar aktivitas gempa susulan tersebut memiliki kekuatan ringan.

Ia menjelaskan bahwa hingga Jumat, 25 Juli 2025 pukul 14.00 WITA, setidaknya sudah terjadi 113 kali gempa susulan yang dicatat oleh alat monitoring mereka.

Baca Juga:
Usai Permasalahkan Isu Ijazah Palsu, Rismon Sianipar Laporkan Jokowi ke Polda DIY Terkait Dugaan Skripsi Palsu

Dari total jumlah tersebut, 84 gempa tercatat memiliki kekuatan di bawah magnitudo 3,0. Sementara itu, terdapat 21 kejadian gempa yang berkisar antara magnitudo 3,0 hingga 4,0, dan delapan gempa lainnya memiliki magnitudo di atas 4,0.

Aktivitas seismik ini disebut berasal dari sesar aktif yang berada di wilayah Poso. Menurut Daryono, gempa-gempa tersebut termasuk dalam mekanisme pergerakan mendatar, atau dikenal dengan istilah strike-slip.

Hal ini memperkuat dugaan bahwa kawasan Sulawesi Tengah, khususnya Poso, memang memiliki tingkat kompleksitas tektonik yang tinggi dan menjadi daerah rawan aktivitas seismik.

Meskipun aktivitas gempa masih terus tercatat, BMKG memastikan bahwa hingga saat ini tidak ada potensi tsunami yang ditimbulkan dari rangkaian gempa tersebut. Namun, kewaspadaan tetap perlu dijaga, mengingat kondisi geologi kawasan tersebut yang cukup rentan.

Baca Juga:
KPK Tahan 4 Tersangka Baru Kasus Dugaan Pemerasan RPTKA di Kemenaker

Pihak BMKG juga telah melakukan koordinasi bersama pemerintah daerah guna menetapkan zona rawan dan menyusun langkah mitigasi dini.

Skema evakuasi untuk warga telah disiapkan apabila nantinya potensi kerawanan meningkat secara signifikan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi dan upaya menekan risiko jatuhnya korban atau kerusakan yang lebih luas.

Dalam situasi seperti ini, Daryono mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak mudah terpancing oleh kabar-kabar yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Ia menegaskan pentingnya untuk selalu mendapatkan informasi dari sumber yang resmi, terutama dari BMKG.

Kondisi ini sekaligus menjadi pengingat bagi masyarakat di wilayah-wilayah rawan gempa untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan. Pemerintah dan BMKG pun berkomitmen untuk terus memantau perkembangan aktivitas tektonik serta memberikan pembaruan informasi secara berkala. (*/Risco)

Bagikan: