Palu, gemasulawesi – Universitas Tadulako atau Untad dan Indosat Ooredoo Hutchison atau Indosat atau IOH melakukan kerja sama berbasis penelitian dalam memperkuat benteng pesisir di Provinsi Sulawesi Tengah melalui digitalisasi konservasi mangrove.
Dalam keterangannya di Palu pada hari Rabu, tanggal 21 Agustus 2024, menanggapi kerja sama tersebut, Rektor Universitas Tadulako, Prof Amar, mengatakan pihaknya optimis program ini dapat berdampak baik dari sisi ketahanan lingkungan maupun untuk meningkatkan ekonomi warga sekitar.
Prof Amar menerangkan kolaborasi dibangun tidak lain, yaitu untuk kepentingan pelestarian lingkungan, khususnya pesisir pantai.
Baca Juga:
Bersama DPRD, Pemkab Parigi Moutong Menggelar Rapat Paripurna Masa Sidang II Tahun 2024
Di tempat yang sama, Seandi Tjia, yang merupakan EVD Head of Circle Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua atau Kalisumapa Indosat Ooreddo Hutchison, menuturkan model pelestarian lingkungan yang diusung lewat program digitalisasi konservasi mangrove.
Program itu sebelumnya telah dijalankan di Provinsi Kalimantan Utara, Aceh, Jawa Tengah dan Maluku.
“Indosat pertama kali mengimplementasikan program itu pada bulan Mei 2024 di Nunukan, Kalimantan Utara dan Palu menjadi kota kelima dari penerapan program ini,” ujarnya.
Seandi menjelaskan program diusung menjangkau kolaborasi antara pihak akademisi dengan praktisi bidang teknologi mendukung upaya ketahanan lingkungan dengan pengembangan mitigasi berbasis teknologi digital.
Dia mengatakan langkah itu sejalan dengan perjalanan transformasi Indosat dari perusahaan telekomunikasi atau Telco menuju perusahaan teknologi atau TechCo.
“Indosat menghadirkan solusi IoT atau Internet of Things berupa teknologi yang dapat memantau beberapa parameter penting kualitas air untuk budidaya perikanan secara tepat waktu,” tuturnya.
Dia menyampaikan khususnya tambak yang berdekatan dengan wilayah tumbuh mangrove diharapkan produktivitas tambak tetap terus meningkat.
“Tetapi tetap menghindari kerusakan mangrove di sekitarnya sebab ancaman penebangan secara masif,” katanya.
Dia menyebutkan konsep itu dikenal dengan Silvo-fishery atau metode terpadu berkelanjutan dari usaha perikanan yang berdampingan dengan pelestarian mangrove dan diikuti konsep pengenalan sistem pengelolaan dengan meminimalisasi degradasi dampak terhadap lingkungan.
Dia mengatakan lewat kolaborasi itu, Indosat mengandalkan kekuatan IoT-nya untuk memonitor kualitas air dan produktivitas tambak perikanan, sekaligus melestarikan ekosistem mangrove di dalamnya. (*/Mey)