Orang Tua Siswa yang Sempat Cekcok dengan Kades Menganti Usai Laporkan Dugaan Pungli di SD Negeri 1 Jatimulyo Kebumen Berujung Minta Maaf

Orang tua siswa di Kebumen yang didatangi oleh sejumlah anggota Pemuda Pancasila lantaran melapor dugaan pungli di SD Negeri 1 Jatimulyo ke polisi kini malah minta maaf.
Orang tua siswa di Kebumen yang didatangi oleh sejumlah anggota Pemuda Pancasila lantaran melapor dugaan pungli di SD Negeri 1 Jatimulyo ke polisi kini malah minta maaf. Source: Foto/Tangkap layar Instagram @memomedsos

Kebumen, gemasulawesi - Kasus dugaan pungutan liar di SD Negeri 1 Jatimulyo, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah tengah menjadi sorotan publik.

Hal ini mencuat setelah keluhan dari orang tua siswa SD Negeri 1 Jatimulyo terkait dugaan pungli dan memilih melaporkannya ke Polres Kebumen. 

Melalui perwakilan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Sugiyono, mereka mengadukan masalah pungutan yang diduga tidak sah di sekolah SD Negeri 1 Jatimulyo tersebut.

Menurut informasi yang beredar, laporan tersebut mengungkap adanya biaya tambahan yang tidak terdaftar dalam anggaran resmi sekolah dan dianggap memberatkan para orang tua siswa. 

Baca Juga:
Sukseskan Pekan Imunisasi Nasional, DP3ACSKB Kepulauan Bangka Belitung dengan TP PKK dan BKKBN Laksanakan Vaksinasi Polio

Setelah laporan diterima, Supono, Kepala Desa Menganti yang juga menjabat sebagai ketua ormas setempat, melakukan kunjungan ke rumah orang tua siswa. 

Kunjungan ini dimaksudkan untuk menyelesaikan masalah, namun malah memicu ketegangan antara Supono dan Sugiyono.

Dalam kunjungannya, Supono diduga mengeluarkan ancaman kepada orang tua siswa, mengklaim bahwa mereka akan diusir dari rumah kontrakan mereka di Desa Menganti jika laporan mengenai pungutan liar tidak dicabut. 

Ancaman ini menyebabkan kekhawatiran di kalangan keluarga yang sudah merasa tertekan dengan situasi tersebut.

Baca Juga:
Terkait Peningkatan Pendidikan Politik, Ketua Bawaslu Kulon Progo Ungkap Pihaknya Telah Menandatangani MoU dengan IKIP PGRI Wates

Akhirnya, dengan adanya tekanan dan ancaman tersebut, orang tua murid yang melaporkan dugaan pungutan liar di sekolah negeri tersebut, Herni Setywati, mengucapkan permintaan maaf dan terima kasih kepada Kepala Desa dan Pemuda Pancasila setelah pungutan tersebut dihapus. 

Dalam sebuah pernyataan publik, Herni mengungkapkan, “Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya Herni Setywati mohon maaf kepada SD Negeri 1 Jatimulyo, Kecamatan Petanahan, serta kepala sekolah, guru, dan seluruh karyawan SD Negeri 1 Jatimulyo.”

Herni menambahkan bahwa setelah menerima dukungan dari perangkat desa dan Pemuda Pancasila, ia merasa lebih aman. 

Ia juga menyatakan bahwa anaknya kini bisa bersekolah tanpa biaya tambahan, meskipun tanpa bantuan dari LSM. 

Baca Juga:
Aksi Petugas Dorong dan Usir Pedagang Roti di CFD Lapangan Merdeka Tuai Kecaman, Begini Penjelasan Kepala Satpol PP Kota Medan

Herni menegaskan bahwa laporan awalnya dimaksudkan untuk menyampaikan ketidaksetujuan terhadap pungutan yang dianggap memberatkan, bukan untuk melaporkan pungutan sukarela kepada pihak berwajib.

Kasus ini menunjukkan berbagai tantangan yang dihadapi dalam menangani dugaan pungutan liar di sekolah-sekolah, terutama di daerah pedesaan. 

Situasi ini menggarisbawahi pentingnya penegakan aturan dan perlindungan bagi keluarga yang berani melaporkan masalah tersebut. 

Dukungan dari berbagai pihak, termasuk organisasi masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat, sangat diperlukan untuk memastikan bahwa praktik pungutan liar dapat ditangani dengan adil dan efektif. (*/Shofia)

...

Artikel Terkait

wave
Laporkan Dugaan Pungli, Aktivis LSM dan Orang Tua Siswa SD Negeri di Kebumen Ini Malah Diintimidasi Kepala Desa Berseragam Ormas

Dugaan intimidasi dan arogansi dilakukan oleh oknum kepala desa yang juga anggota ormas terhadap warga yang lapor dugaan pungli.

Dugaan Pungli Pengadaan AC Sebesar Rp1,5 juta Per Siswa Baru di SMAN 6 Denpasar Mencuat, Inspektorat Bali Ambil Tindakan Tegas ini

Pungutan sebesar Rp1,5 juta bagi siswa baru di SMA Negeri 6 Denpasar untuk pembelian AC tuai kecaman dan viral di media sosial.

Tuai Kecaman! Sopir Ambulans RSUD AM Djoen Sintang yang Turunkan Jenazah di SPBU Buka Suara, Bantah Tuduhan Pungli dengan Bukti Ini

Sopir ambulans RSUD AM Djoen Sintang, Suhardi (48) yang menurunkan jenazah bayi laki-laki di SPBU Tugu Beji Sintang meminta maaf.

Viral! Pria Ini Diduga Jadi Korban Pungli Sopir Ambulans RSUD Ade Muhammad Djoen, Jenazah Keluarganya Mendadak Diturunkan di Tengah Jalan

Viral video sopir ambulans RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang diduga turunkan jenazah dan keluarga di SPBU gegara tidak dikasih uang bensin.

Imbas Demo Ratusan Siswa Terkait Dugaan Pungli, Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan Menonaktifkan Kepala Sekolah SMA Negeri 11 Makassar

Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan (Sulsel) menonaktifkan kepala sekolah sma negeri 11 makassar usai dugaan adanya kasus pungli muncul

Berita Terkini

wave

Maut Mengintai di Buranga: Mengapa Tambang Ilegal di Depan Mata Polres Parigi Moutong Seolah Tak Tersentuh?

Bahaya di PETI Buranga berpotensi sama dengan Tambang ilegal yang berada di gunung Nasalena. Ancaman maut reruntuhan material mengintai.

Maut di Lubang Emas Lobu: Menagih Tanggung Jawab Pengelola PETI atas Tewasnya Penambang

Emas berdarah Parigi moutong kembali telan korban jiwa, kali ini PETI berlokasi di Desa Lobu Kecamatan Moutong yang kena giliran.

Lawan Pembungkaman, KKJ Sulteng Kecam Intervensi Satgas BSH Terhadap Kemerdekaan Pers

Keberadaan Satgas BSH Dinilai hanya akan menjadi "tameng politik" yang berpotensi mengkriminalisasi pekerja jurnalis di Sulteng.

Emas Berdarah Parigi Moutong di Balik Bayang-Bayang Hukum

Aktifitas tambang ilegal di Desa Buranga dan Tombi, hanya berjarak kurang lebih 40 kilometer dari Polres Parigi moutong.

Hanya Sehari Pasca-Penertiban Polda Sulteng, Kades Karya Mandiri Diduga Ijinkan Tambang Ilegal Kembali Beroperasi

Kepala Desa Karya Mandiri di Kecamatan Ongka malino Parigi Moutong diduga terlibat dalam aktivitas tambang ilegal.


See All
; ;