Bantul, gemasulawesi - Penjual hewan kurban di Bantul bernama Sujarwoko mengalami kejadian tragis ketika dirinya menjadi korban penipuan dalam proses penjualan sapi melalui media sosial.
Awalnya, Sujarwoko memutuskan untuk menjual sapi melalui postingan di Facebook.
Seorang pria yang mengaku bernama Andi menghubungi Sujarwoko dan sepakat untuk membeli sapi miliknya.
Setelah kesepakatan harga tercapai, pelaku mengabari bahwa ada orang yang akan datang untuk mengambil sapi tersebut.
"Setelah kesepakatan harga tercapai, terlapor mengabari bahwa nanti akan ada seseorang yang akan mengambil sapi milik pelapor," ungkap AKP I Nengah Jeffry Prana Widyana, Kasi Humas Polres Bantul, dikutip pada Kamis, 23 Mei 2024.
Yang menarik perhatian adalah, pria yang datang untuk mengambil sapi, seorang saksi bernama Yudi, membawa bukti transfer dari pelaku sebagai bukti pembayaran.
Namun, ketika Sujarwoko mencoba melakukan pengecekan melalui mobile banking, ternyata tidak ada transfer dana yang masuk ke rekeningnya.
Keesokan harinya, Sujarwoko mendatangi bank untuk memastikan transaksi tersebut.
Disini lah terungkap bahwa bukti transfer yang diberikan oleh Yudi palsu.
Hal ini pun membuat Sujarwoko menyadari bahwa dirinya telah menjadi korban penipuan.
Kerugian yang diderita Sujarwoko mencapai angka yang cukup besar, mencapai Rp 50 juta.
Dengan kerugian sebesar itu, Sujarwoko mengalami dampak yang sangat signifikan secara finansial.
Selain itu, kejadian ini juga menunjukkan betapa mudahnya seseorang menjadi korban penipuan di era digital saat ini.
Kasus penipuan seperti ini bukanlah hal yang baru. Semakin berkembangnya teknologi, semakin juga kreatifnya pelaku penipuan dalam melakukan aksinya.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita semua untuk selalu waspada dan hati-hati dalam bertransaksi, terutama dalam transaksi online yang melibatkan jumlah uang yang besar.
Sujarwoko sendiri mengajukan laporan ke Polres Bantul terkait kejadian ini.
Kasus penipuan yang dialami Sujarwoko kini ditangani oleh pihak kepolisian untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
Hal ini pun menimbulkan beragam komentar dari warganet yang memadati postingan di akun Instagram @pandanganjogja.
“Kalau pelapor adalah orang miskin, polisi mungkin tidak akan mengusut kasus tersebut karena kurangnya sumber daya. Namun, jika ada uang terlibat, barulah kasus semacam ini dapat diusut. #viral,” ungkap akun @muh***.
Sebagian dari mereka juga turut mendoakan semoga korban mendapat ganti yang lebih besar dari Tuhan.
“Gusti Allah tidak tidur pak, semoga mendapatkan ganti yang lebih banyak,” tulis akun @fau***.
Kejadian ini juga menjadi peringatan bagi kita semua agar selalu berhati-hati dan teliti dalam bertransaksi, serta selalu verifikasi setiap bukti transaksi dengan cermat sebelum menyerahkan barang atau menerima pembayaran. (*/Shofia)