Kupas Tuntas, gemasulawesi - Di tengah gemuruh era 70-an, film yang berjudul The Lords of Flatbush muncul sebagai sentuhan nostalgia yang memikat, menghidupkan kembali semangat jalanan Brooklyn pada tahun 1958.
Disutradarai oleh Martin Davidson dan Stephen F. Verona, film The Lords of Flatbush ini menjadi perjalanan melalui kehidupan empat remaja berjaket kulit dari kelas menengah ke bawah yang dikenal sebagai The Lords of Flatbush.
Dalam atmosfer tahun 50-an yang digambarkan dengan apik, Sylvester Stallone, Perry King, Paul Mace dan Henry Winkler membawa karakter-karakter ini ke layar hidup.
Baca Juga:
Perseteruan Kriminal dalam Kisah Film Tango and Cash dengan Aksi Komedi Epik Balas Dendam
Sylvester Stallone yang juga berperan sebagai penulis dialog tambahan, memberikan sentuhan khas pada film The Lords of Flatbush ini.
Kisahnya tentang pencarian identitas dan kedewasaan mengeksplorasi cinta, persahabatan, dan tanggung jawab.
Para Lords menjelajahi jalan-jalan Flatbush dengan penuh semangat, mengejar gadis-gadis, mencuri mobil, dan terlibat dalam perkelahian jalanan.
Dengan sentuhan humor dan kehangatan, film ini merangkul nuansa masa lalu.
Dalam perjalanan cinta yang kikuk, karakter Stanley diperankan oleh Perry King yang menemukan dirinya terperangkap dalam perkawinan setelah dugaan kehamilan pacarnya yaitu Frannie.
Sementara itu, Chico yang diperankan Sylvester Stallone, berjuang untuk mendapatkan hati Jane yang sulit didapat, menciptakan dinamika romantis yang penuh kebingungan.
Pada intinya, film The Lords of Flatbush tidak hanya tentang jaket kulit dan aksi jalanan, tetapi juga menggambarkan perubahan dan kedewasaan.
Momen pernikahan mengakhiri film ini dengan elegan, memperlihatkan para Lords dalam setelan jas, meninggalkan jaket kulit khas mereka.
Keempatnya, yang semula terlibat dalam kehidupan jalanan liar, akhirnya menemukan kedewasaan dan tanggung jawab.
Baca Juga:
Pertarungan Pribadi di Ring yang Dibintangi oleh Michael B Jordan, Simak Plot Cerita Film Creed III
Dengan kesuksesan film The Lords of Flatbush, film ini menjadi bagian dari kebangkitan minat terhadap budaya tahun 50-an di tahun 70-an.
Menyatu dengan semangat Happy Days, musikal Grease, dan aksi rock Sha Na Na, film The Lords of Flatbush ini membawa penontonnya dalam perjalanan melalui nostalgia yang tak terlupakan. (*/CAM)