Kupas Tuntas, gemasulawesi - Film yag berjudul I Am Greta tidak hanya mengisahkan perjalanan seorang aktivis remaja, tetapi juga membuka jendela ke dalam kehidupan yang penuh tantangan dan keberanian.
Dalam perjalanan yang penuh emosi ini, Greta Thunberg yaitu salah seorang gadis berusia 15 tahun, mengguncang dunia dengan protesnya yang menentang ketidakpedulian terhadap krisis perubahan iklim.
Pembukaan film memberikan gambaran tak terduga tentang Greta, duduk sendirian di dekat badan legislatif Swedia, menolak untuk pergi ke sekolah sebagai bentuk protesnya.
Tangannya membawa tulisan tegas yang mengecam ketidakpedulian pemerintah.
Dalam momen itu, Greta muncul sebagai simbol keberanian remaja yang mengangkat suara melawan kebodohan dewasa.
Sebagai seorang remaja dengan gangguan spektrum autisme, Greta dihadapkan pada kesulitan dalam berkomunikasi.
Baca Juga:
Antara Kasih Ayah dan Kengerian Malam yang Dilema dalam Film Plot Film yang Bertajuk Maggie
Meskipun demikian, film I Am Greta ini menggambarkan perjuangannya yang diabaikan oleh orang dewasa yang lebih memilih menghindar daripada menghadapi isu yang diusungnya.
Nathan Grossman yang merupakan sutradara film I Am Greta ini tidak hanya menyoroti isu perubahan iklim, tetapi juga merinci perjalanan unik seorang remaja yang beraksi lebih dari pada banyak orang dewasa.
Film I Am Greta ini mengikuti Greta sejak awal protesnya hingga momen epik ketika ia diundang untuk berbicara di konferensi internasional.
Di luar panggung protes, film I Am Greta juga memberikan pandangan intim ke kehidupan Greta di balik layar.
Film menunjukkan bagaimana ia menghadapi tekanan dan tantangan sebagai seorang aktivis muda yang memimpin gerakan global.
Film I Am Greta bukan hanya tentang perubahan iklim, tetapi juga tentang keberanian, ketekunan dan suara seorang remaja yang menentang norma sosial.
Film I Am Greta ini memaparkan perjalanan inspiratif seorang gadis muda yang mengubah dunia, satu protes pada satu waktu. (*/CAM)