Jakarta, gemasulawesi – Menurut laporan, indeks kualitas udara atau AQI di Jakarta berada pada kategori tidak sehat.
Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir, menurut pantauan pada pukul 06.00 WIB, tanggal 3 Mei 2024, indeks kualitas udara atau AQI Jakarta memiliki angka partikel halus 2,5 dan berada di angka 125.
IQAir juga mencatatkan Jakarta sebagai kota dengan kualitas udara peringkat kelima paling buruk di dunia.
Diketahui jika pada hari Jumat, 3 Mei 2024, kota dengan kualitas udara paling buruk di dunia adalah New Delhi di India dengan indeks kualitas udara di angka 260.
Untuk peringkat kedua adalah Lahore, Pakistan, dengan angka 191, dan Kathmandu, Nepal, di angka 180.
Menurut IQAir, beberapa wilayah di Jakarta yang diketahui mempunyai kualitas udara dengan kategori tidak sehat adalah Cilandak, Kemang, Kembangan dan Jeruk Purut Pasar Minggu.
Masyarakat mendapatkan rekomendasi untuk menghindari aktivitas di luar ruangan dan juga mengenakan masker saat di luar.
Selain itu, masyarakat diminta untuk menyalakan penyaring udara dan menutup jendela rumah untuk menghindari udara luar yang kotor.
Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta memaparkan jika kualitas udara di Jakarta secara keseluruhan berada pada kategori sedang.
“Dengan indeks di angka 81,” ujar mereka.
Angka tersebut dikatakan mempunyai penjelasan tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia atau hewan, namun, akan berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif.
IQAir juga menyatakan cuaca Jakarta saat ini berkabut dengan suhu 27 derajat celsius dan tingkat kelembapan 86 persen dan angin 5,5 km/h, serta tekanan 1010 mbar.
Menurut data Pemerintah Provinsi DKI Jakarta jika dilihat dari kualitas JAKI, yakni untuk data kualitas udara di Jakarta Pusat 81 alias sedang, Jakarta Barat 93 atau sedang, Jakarta Utara 77 atau sedang, Jakarta Timur 94 atau sedang dan Jakarta Selatan 75 yang berarti sedang. (*/Mey)