Sekaligus Perpanjang Kontrak IUPK, Bahlil Sebut Rencana Pemerintah Menambah Kepemilikan Saham di Freeport Adalah Upaya Mendukung Hilirisasi

Ket. Foto: Bahlil Lahadalia Menyebutkan Rencana Pemerintah Menambah Saham di Freeport Merupakan Upaya Mendukung Hilirisasi Source: (Foto/Instagram/@bahlillahadalia)

Nasional, gemasulawesi – Menteri Investasi dan Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, menyatakan jika rencana pemerintah untuk menambah kepemilikan saham yang sebanyak 10 persen di PT Frreport Indonesia adalah upaya untuk mendukung hilirisasi.

Menurut Menteri Investasi dan Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, perpanjangan kontrak IUPK atau Izin Usaha Pertambangan Khusus hingga tahun 2061 memiliki tujuan yang sama.

Dalam keterangan persnya hari ini, 3 Mei 2024, Bahlil Lahadalia mengungkapkan jika pembelian saham pemerintah pada PT Freeport Indonesia sejalan dengan kebijakan pemerintah Indonesia dalam membangun hilirisasi di Indonesia.

Baca Juga:
Untuk Memberikan Kepastian Hukum atas Tanah, AHY Berencana Menjadikan Bali Sebagai Pulau Lengkap Melalui Deklarasi

“Khususnya pada ekosistem kendaraan listrik,” katanya.

Dia menambahkan dengan pemerintah mempunyai saham yang lebih besar, maka pemerintah juga akan diuntungkan dengan besaran dividen yang akan didapatkan.

Bahlil memaparkan jika saat ini, Freeport telah menjadi perusahaan milik pemerintah Indonesia, dikarenakan Indonesia telah menjadi pemilik saham mayoritas.

Baca Juga:
Matangkan Perlindungan di Tengah Krisis Timur Tengah, Menlu Retno Bahas Persiapan Evakuasi WNI Jika Situasi Memburuk

“Kita mmebelinya sekitar hampir 4 miliar dolar AS,” ucapnya.

Menteri Investasi melanjutkan bahwa dari pendapatan tersebut, sekarang dividen tahun 2024 telah hampir lunas.

Bahlil menuturkan jika dengan kepemilikan saham yang telah mayoritas di Freeport, maka pemerintah juga dapat dengan lebih mudah menjalankan kebijakan hilirisasi, terutama pada komoditas lembaga.

Baca Juga:
Geger! Konten Kreator Medy Renaldy Keluhkan Pengiriman Paket Robot Megatron Miliknya yang Sempat Ditahan Bea Cukai dan Kemasan Dirusak

Dalam kesempatan tersebut, Bahlil juga menceritakan mengenai bagaimana pembangunan smelter Freeport di Gresik, yang pada akhirnya dapat berjalan dikarenakan ada dorongan yang kuat dari pemerintah.

Bahlil mengungkapkan jika untuk membangun smelter di Gresik, pemerintah mengeluarkan 3 miliar dolar AS.

“Sekarang ini, smelter tersebut telah jadi dan bulan Mei mulai beroperasi,” ujarnya.

Baca Juga:
Dihujat Habis Warganet, Mahasiswi UNDIP yang Suka Pamer Gaya Hidup Hedon Akhirnya Cabut Beasiswa KIP Kuliah yang Selama Ini Diterimanya

Bahlil menyatakan jika dari smelter Gresik, katoda tembaga telah dapat diproduksi.

“Dari sekitar 3 juta konsentrat yang dibawa dari Timika ke Gresik, dapat menghasilkan 400 ribu ton katoda tembaga dan 60 ton emas,” terangnya.

Mengenai perpanjangan kontrak PTFI, disebutkan Bahlil juga tidak terlepas dari rencana perusahaan untuk memproduksi kawat tembaga.

Baca Juga:
Sebut Fenomena Biasa, BRIN Nyatakan Indonesia Aman dari Gelombang Panas yang Sekarang Melanda Beberapa Negara di Asia

“Dengan memproduksi kawat tembaga, Indonesia akan semakin dekat dalam mewujudkan ekosistem industri kendaraan listrik dari hulu ke hilir di dalan negeri sendiri,” ungkapnya. (*/Mey)

Bagikan: