Nasional, Gemasulawesi – Masjid Al-Muttaqin dijadikan posko pengungsian bagi warga yang terdampak banjir. Hingga saat ini, ratusan warga terpaksa meninggalkan rumahnya dan memilih mengungsi.
Sejak banjir menerjang Perumnas Antang Blok Vlll, lX dan X, Kelurahan Manggala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan pada Sabtu 19 November 2022 kemarin.
Dua hari di pengungsian banyak warga yang alami penyakit gatal – gatal dan kedinginan. Hal tersebut dikarenakan air kotor dan tak adanya persedian selimut.
Salah satu pengungsi mengatakan, karena keseringan turun ke air untuk menyelamatkan benda berharga akhirnya harus terkena kutu air. Tak hanya itu, dia juga kedinginan sebab tak sempat membawa baju ganti.
Baca: Ternyata Supir Bus di KTT G20 Diseleksi Secara Ketat
“Saya sudah tidak sempat lagi bawa baju ganti, yang penting semua dokumen penting selamat,” katanya.
Dia melanjutkan, belum ada bantuan dari pemerintah kepada korban banjir yang mengungsi. Padahal ada yang menjadi pengungsi, usianya terbilang rentan.
Seperti yang usia lanjut atau pun masih bayi. Ia menerangkan, Masjid Al Mutaqin dijadikan posko pengungsian dikarenakan tempatnya tinggi, sehingga menjadi tempat aman saat banjir melanda.
“Yang mungungsi tidak cuma dari blok Vlll, tapi ada juga blok sekitar yang rumahnya ikut terendam.
Sementara itu, warga lain yang turut menjadi korban banjir M. Jihadul Arifin. Dirinya mengatakan, Perumnas Antang menjadi wilayah paling sering terendam banjir.
Menambahkan, sejak 10 tahun terakhir air selalu masuk ke rumahnya dengan ketinggian 1 meter. Bapak 8 anak tadi menjelaskan, rumahnya paling terakhir dikena banjir.
“Dulu tempat tinggal saya tidak pernah masuk banjir, tetapi semejak tahun 2012 tempat tinggal saya pula itu diterjang banjir,” terangnya.
Baca: Makassar Terendam Banjir, Usai Cuaca Ekstrim
Pria berumur 50 tahun ini menyebutkan, dirinya heran asal banjir tiba darimana. Sebab, walaupun Makassar tidak diguyur hujan, tetap saja ketinggian genangannya meningkat.
Melanjutkan, padahal didaerah itu sudah dibangun sebuah kolam regulasi. Namun, tidak menaruh solusi atas masalah banjir yang tak jarang terjadi.
M. Jihadul menerangkan, ia kerap mengganti barang elektronika dikarenakan rusak terdampak banjir. Mencontohkan, misalnya kulkas, mesin cuci, atau tv.
“Biasanya rusak lantaran direndam air banjir pas surut dicek ndak sanggup lagi berfungsi kerena rusak,” terangnya.
Sebenarnya beliau mempertanyakan kiprah pemerintah setempat. Pasal sampai sekarang belum menemukan penyelesaian atas banjir yang menerjang perumahan Perumnas Antang.
Baca: Perumnas Antang Sering Jadi Langganan Banjir, Warga Sebut Pemkot Makassar Tak Punya Solusi
Dia pun meminta, supaya pemerintah setempat lebih memperhatikan banjir yang sering terjadi. (*/NRU)
Editor: Gracesilia Shea Arsiane
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News