Pemerintah Fokuskan RAPBN 2026 pada Program Prioritas, Tanpa Rencana Rekrutmen atau Kenaikan Gaji ASN

Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Source: (Foto/ANTARA/Zahra)

Nasional, gemasulawesi - Pemerintah belum merencanakan rekrutmen baru maupun penyesuaian gaji bagi aparatur sipil negara (ASN) atau pegawai negeri sipil (PNS) pada tahun 2026.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa kapasitas fiskal dalam RAPBN 2026 sebagian besar difokuskan untuk membiayai program prioritas nasional.

Karena alokasi anggaran lebih diarahkan ke program-program tersebut, pemerintah belum melakukan analisis khusus terkait kebijakan yang menyasar PNS.

Artinya, belum ada pembahasan resmi mengenai kemungkinan penyesuaian gaji atau rekrutmen baru bagi aparatur sipil negara.

Baca Juga:
Satgas Damai Cartenz Rekonstruksi Kasus Penembakan Brigpol Ronal

Pemerintah menekankan bahwa fokus anggaran saat ini tetap pada pencapaian prioritas pembangunan nasional yang telah ditetapkan.

Sri Mulyani menegaskan, “Hingga saat ini, kami belum melakukan kajian khusus terkait rekrutmen maupun penyesuaian gaji.”

Sri Mulyani menyatakan bahwa koordinasi dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) akan terus dilakukan.

Koordinasi ini terkait dengan pembahasan mengenai formasi dan kebutuhan aparatur sipil negara (PNS).

Baca Juga:
Payment ID Dijamin Aman, Pemerintah dan BI Tegaskan Tidak Memata-matai Transaksi Pribadi

Meski demikian, pemerintah tetap menekankan bahwa kapasitas fiskal menjadi pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan.

Sri Mulyani menyampaikan, “Tahun ini penerimaan sudah dilakukan. Keputusan selanjutnya akan menyesuaikan kebutuhan kementerian/lembaga serta daerah, tetapi kapasitas fiskal tetap menjadi pertimbangan utama.”

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 direncanakan dengan defisit mencapai Rp636,8 triliun atau 2,48 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Total belanja negara ditargetkan sebesar Rp3.786,5 triliun, meningkat 7,3 persen dibandingkan proyeksi 2025.

Baca Juga:
Penyesuaian Transfer ke Daerah 2026: Peluang Perkuat Sinergi dan Kemandirian Fiskal Daerah

Rincian belanja pemerintah pusat (BPP) mencapai Rp3.136,5 triliun atau naik 17,8 persen, terdiri dari belanja kementerian/lembaga (K/L) Rp1.498,3 triliun meningkat 17,5 persen, serta belanja non-K/L Rp1.638,2 triliun naik 18 persen.

Kenaikan belanja ini, menurut Sri Mulyani, terutama dialokasikan untuk delapan program prioritas Presiden Prabowo Subianto, yaitu ketahanan pangan, ketahanan energi, makan bergizi gratis (MBG), pendidikan, kesehatan, pembangunan desa serta penguatan koperasi dan UMKM, pertahanan semesta, serta percepatan investasi dan perdagangan global.

Sri Mulyani menjelaskan, “Hanya untuk program MBG saja naik Rp330 triliun, sehingga kenaikan belanja untuk beberapa prioritas pemerintah memang cukup signifikan.”

Berbeda dengan pertumbuhan belanja pemerintah pusat, anggaran transfer ke daerah (TKD) justru turun 24,8 persen menjadi Rp650 triliun. Penurunan ini dijelaskan sebagai langkah menyesuaikan dinamika kebijakan fiskal nasional sekaligus mendorong kemandirian fiskal daerah.

Baca Juga:
Warga Jakarta Diajak Terlibat dalam Pembangunan Lewat Skema Pembiayaan Kreatif

Sementara itu, pendapatan negara diperkirakan mencapai Rp3.147,7 triliun, meningkat 9,8 persen dibanding proyeksi APBN 2025

Kenaikan pendapatan terutama didorong oleh penerimaan pajak yang ditargetkan tumbuh 13,5 persen menjadi Rp2.357,7 triliun.

Untuk penerimaan kepabeanan dan cukai, ditetapkan naik 7,7 persen menjadi Rp33,43 triliun, sehingga total penerimaan perpajakan pada RAPBN 2026 mencapai Rp2.692 triliun atau tumbuh 12,8 persen.

Sedangkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dipatok sebesar Rp455 triliun, turun 4,7 persen dari proyeksi 2025 akibat hilangnya penerimaan dividen BUMN yang dialihkan ke BPI Danantara. (*/Zahra)

...

Tags

Artikel Terkait

wave

OJK Finalisasi Penerapan SID untuk Perkuat Pengawasan dan Keamanan Investasi Aset Digital

OJK tengah memfinalisasi penerapan Single Investor Identification (SID) guna memperkuat pengawasan, akuntabilitas, serta keamanan ekosistem.

Mendagri Tegaskan Kenaikan PBB-NJOP Kewenangan Daerah, Ribuan Warga Pati Protes hingga Kebijakan Dicabut

Mendagri menegaskan kenaikan PBB-NJOP adalah kewenangan daerah. Polemik di Pati memicu unjuk rasa warga hingga kebijakan akhirnya dibatalkan

KPK Segera Umumkan Tersangka Dugaan Korupsi Kuota Haji 2023-2024

KPK menargetkan pengumuman tersangka kasus dugaan korupsi kuota haji 2023-2024, terkait penyelenggaraan ibadah haji Kemenag.

KPK Pastikan Pemanggilan Mantan Menag Yaqut Terkait Dugaan Korupsi Kuota Haji 2023-2024

KPK akan memanggil mantan Menag Yaqut Cholil Qoumas terkait dugaan korupsi kuota haji 2023-2024, menunggu hasil penyidikan dan audit.

Pengelolaan Apartemen di Jakarta Dinilai Perlu Transparansi, Dorong Pembentukan PPPSRS

Bun Joi Phiau menekankan pentingnya PPPSRS agar kenaikan IPL transparan, mengurangi konflik, dan memberi hak pengelola mandiri.

Berita Terkini

wave

TNI AL dan BI Resmi Lepas Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 di Sulawesi Tengah

Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 memastikan distribusi rupiah layak edar di wilayah 3T, wujud sinergi TNI AL dan BI.

Ribuan Ojol Gelar Aksi di DPR, 6.118 Personel Gabungan Dikerahkan Amankan Unjuk Rasa

Aksi ribuan pengemudi ojol di DPR/MPR dikawal 6.118 personel. Massa sampaikan tujuh tuntutan, termasuk revisi RUU.

Pemohon Minta MK Hapus Kolom Agama dari KTP dan KK

Pemohon minta hapus data agama di KTP dan KK karena risiko diskriminasi dan pelanggaran hak asasi warga.

KPK Ungkap Dugaan Korupsi Kuota Haji, Pansus DPR Soroti Pembagian Tambahan yang Menyimpang

KPK dan DPR mengusut dugaan korupsi kuota haji 2023–2024, termasuk jual beli kuota dan pelanggaran aturan pembagian.

KPK Benarkan Pengembalian Uang oleh Khalid Basalamah dalam Kasus Kuota Haji

KPK mengonfirmasi pengembalian dana oleh Khalid Basalamah terkait kuota haji, serta ungkap kerugian negara capai Rp1 triliun.


See All
; ;