Prabowo Tak Setuju Hukuman Mati untuk Koruptor, Menko Yusril Nilai Presiden Junjung Tinggi Prinsip Kehati-hatian

Tangkap layar video yang menampilkan Menko Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra sedang menyampaikan penjelasan
Tangkap layar video yang menampilkan Menko Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra sedang menyampaikan penjelasan Source: (Foto/Instagram/@yusrilihzamhd)

Nasional, gemasulawesi - Sikap Presiden RI Prabowo Subianto yang menyampaikan ketidaksetujuannya terhadap penerapan hukuman mati bagi pelaku tindak pidana korupsi menjadi perhatian publik, termasuk dari kalangan pejabat tinggi negara.

Dalam sebuah wawancara bersama tujuh jurnalis senior yang berlangsung di kediaman pribadinya di Hambalang, Kabupaten Bogor, pada Minggu 6 April 2025, Presiden Prabowo menjelaskan alasan utama ketidaksetujuannya terhadap hukuman mati.

Menurutnya, eksekusi mati bersifat final dan tidak memberikan ruang koreksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya kekeliruan dalam proses hukum.

"Hukuman mati itu final dan kita tidak bisa hidupkan dia kembali. Meski kita yakin dia 99,9 persen bersalah, mungkin saja ada satu masalah ternyata dia korban atau di-frame," jelas Prabowo pada sesi wawancara waktu itu.

Baca Juga:
Menteri ESDM Bahlil Pastikan Pemerintah Siap Ambil Sikap Tegas jika Dugaan BBM Tercampur Air di Klaten Terbukti

Pernyataan Presiden Prabowo ini kemudian mendapatkan respons dari Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra.

Menurut Yusril, pandangan Presiden Prabowo tersebut mencerminkan sikap kenegarawanan yang menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian dalam proses hukum dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan. 

Ia menilai, dalam konteks penegakan hukum yang berkeadilan, tidak semestinya seorang kepala negara mengambil langkah ekstrem yang justru dapat menimbulkan ketidakadilan yang lebih besar jika terdapat kesalahan dalam vonis.

Lebih lanjut, Yusril menjelaskan bahwa walaupun pengadilan menyatakan seorang terdakwa bersalah dengan tingkat keyakinan sangat tinggi, tetap saja selalu ada kemungkinan kecil bahwa seseorang tersebut tidak bersalah.

Maka dari itu, Presiden Prabowo, menurutnya, tidak berbicara sebagai seorang penegak hukum atau hakim, melainkan sebagai seorang pemimpin bangsa yang mempertimbangkan sisi moral dan kemanusiaan secara menyeluruh.

"Sebagai Presiden, beliau tidak ingin melaksanakan hukuman mati terhadap narapidana mana saja dan kasus apa saja," ujar Menko Yusril pada Selasa 8 April 2025.

Yusril juga menegaskan bahwa penolakan Presiden terhadap hukuman mati ini sah dan tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia.

Dalam Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi, memang terdapat ketentuan mengenai hukuman mati, tetapi hanya dalam kondisi tertentu dan menjadi kewenangan hakim untuk memutuskannya.

Oleh karena itu, sikap Presiden yang tidak setuju eksekusi mati tetap berada dalam koridor hukum positif dan lebih merupakan pilihan moral serta politik seorang kepala negara dalam memimpin dan mengambil kebijakan. (*/Risco)

...

Artikel Terkait

wave

Menteri ESDM Bahlil Pastikan Pemerintah Siap Ambil Sikap Tegas jika Dugaan BBM Tercampur Air di Klaten Terbukti

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia menyoroti adanya dugaan BBM tercampur dengan air di salah satu SPBU di Klaten baru-baru ini

Pergi ke Jepang Tanpa Izin, Bupati Indramayu Lucky Hakim Menanti Putusan Sanksi dari Kemendagri 14 Hari Lagi

Bupati Indramayu, Lucky Hakim menanti sanksi dari Kemendagri usai melakukan perjalanan ke Jepang tanpa izin terlebih dahulu

Komentari Pertemuan Presiden Prabowo dan Megawati di Jakarta, Jokowi: Sangat Baik untuk Kebaikan Negara

Mantan Presiden RI, Joko Widodo mengomentari acara pertemuan Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri yang baru-baru ini terjadi

Said Didu Apresiasi Langkah Presiden Prabowo Hapus Kuota Impor, Sebut Bisa Hilangkan Potensi Korupsi Besar Terjadi

Pegiat medsos, Said Didu menanggapi kebijakan baru dari Presiden RI Prabowo Subianto yang menghapus kuota impor

Dasco Sebut Elit Partai Gerindra dan PDIP Telah Berkomunikasi Intensif Guna Matangkan Pertemuan Prabowo dan Megawati

Sufmi Dasco Ahmad menyebut bahwa elit Partai Gerindra dan PDIP berkomunikasi membahas pertemuan Prabowo dan Megawati

Berita Terkini

wave

TNI AL dan BI Resmi Lepas Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 di Sulawesi Tengah

Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 memastikan distribusi rupiah layak edar di wilayah 3T, wujud sinergi TNI AL dan BI.

Ribuan Ojol Gelar Aksi di DPR, 6.118 Personel Gabungan Dikerahkan Amankan Unjuk Rasa

Aksi ribuan pengemudi ojol di DPR/MPR dikawal 6.118 personel. Massa sampaikan tujuh tuntutan, termasuk revisi RUU.

Pemohon Minta MK Hapus Kolom Agama dari KTP dan KK

Pemohon minta hapus data agama di KTP dan KK karena risiko diskriminasi dan pelanggaran hak asasi warga.

KPK Ungkap Dugaan Korupsi Kuota Haji, Pansus DPR Soroti Pembagian Tambahan yang Menyimpang

KPK dan DPR mengusut dugaan korupsi kuota haji 2023–2024, termasuk jual beli kuota dan pelanggaran aturan pembagian.

KPK Benarkan Pengembalian Uang oleh Khalid Basalamah dalam Kasus Kuota Haji

KPK mengonfirmasi pengembalian dana oleh Khalid Basalamah terkait kuota haji, serta ungkap kerugian negara capai Rp1 triliun.


See All
; ;