Nasional, gemasulawesi - Video yang memperlihatkan protes para jemaah haji dari Kota Bogor terhadap kondisi tenda di Mina telah menjadi viral di berbagai platform media sosial.
Dalam video tersebut, suasana protes terasa begitu nyata ketika para jemaah asal Bogor itu dengan tegas mengungkapkan ketidakpuasan mereka terhadap ukuran tenda yang sangat sempit.
Jemaah haji asal Bogor tersebut menyoroti fakta bahwa tenda yang mereka gunakan hanya memiliki ukuran 10x12 meter untuk menampung 160 jemaah.
Hal ini mengakibatkan para jemaah harus tidur dengan kondisi yang sangat berdesak-desakan, bahkan ada yang terpaksa tidur di lorong Maktab karena tidak ada ruang yang memadai di dalam tenda.
Dalam sebuah video yang beredar, terlihat bahwa ada jemaah yang bahkan tidur sambil duduk karena tidak ada ruang yang cukup untuk berbaring di dalam tenda yang sempit tersebut.
Asep Kartiwa, Plt Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bogor, menegaskan bahwa kondisi ini memang menyulitkan para jemaah, terutama mereka yang berusia lanjut dan para perempuan.
Menurut keterangan yang diungkapkan dalam video, para jemaah sudah menyampaikan keluhan terkait kondisi tenda tersebut kepada ketua kloter sejak pagi dan pihak Maktab 44.
Namun, hingga pukul 10 malam, masalah tersebut belum juga mendapat penyelesaian yang memadai.
Asep Kartiwa juga menambahkan bahwa situasi ini sangat tidak sehat, terutama bagi jemaah yang sudah lanjut usia dan para perempuan.
Kondisi tidur berdesak-desakan di dalam tenda yang sempit dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan tidak memberikan kenyamanan yang memadai bagi para jemaah.
Para jemaah haji dari Kota Bogor yang tergabung dalam KBIHU YPHB dengan Kloter 49 Jks di Maktab 44 merasa bahwa kondisi tenda yang sempit tersebut perlu segera ditindaklanjuti dan diperbaiki oleh pihak terkait.
Mereka berharap agar masalah ini dapat segera diselesaikan agar para jemaah dapat menjalani ibadah haji dengan nyaman dan aman.
Mereka juga menyampaikan bahwa keluhan terkait kondisi tenda ini sudah mereka sampaikan kepada ketua kloter sejak pagi, serta pihak Maktab 44, namun hingga pukul 10 malam, masalah tersebut belum juga mendapat penyelesaian yang memuaskan.
Video protes ini pun dengan cepat beredar luas di media sosial dan menimbulkan beragam komentar.
Sebagian dari mereka ikut geram dengan fasilitas yang didapatkan oleh para Jemaah haji.
“Bayar mahal-mahal nabung bertahun-tahun sampai sana terlantar padahal beribadah harusnya mendapat tempat yang nyaman,” ungkap akun @all***.
Namun sebagian lainnya juga memaklumi dengan kondisi yang ada di sana.
“Bukannya terlantar. Pengalaman saya saat haji tahun 2018, tendanya tidak muat atau cukup besar, sehingga lebih nyaman bagi saya untuk tidur atau istirahat di luar tenda,” tulis @hj***.
Reaksi yang cepat dari publik terhadap viralnya video ini menunjukkan betapa seriusnya masalah yang dihadapi para jemaah haji.
Video ini telah menjadi pusat perbincangan di berbagai platform media sosial, menarik perhatian publik untuk lebih memperhatikan kualitas fasilitas yang disediakan bagi para jemaah haji. (*/Shofia)
 
             
                                     
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                  
                                  
                                  
                                  
                                  
                     
                     
                     
                                         
                                