Kupas Tuntas, gemasulawesi - Pada tahun 1975, Stuart Cooper mengukir kisah epik melalui lensa kebrutalan Perang Dunia Kedua dalam film hitam-putihnya yang memukau yang berjudul Overlord.
Berlatar belakang invasi D-Day atau Operasi Overlord, film Overlord ini memaparkan pengalaman seorang tentara muda Inggris yang terjebak dalam alur takdir perang.
Dengan keberanian artistiknya, Cooper memulai film dengan cuplikan dokumenter yang memotret kejayaan Angkatan Darat Jerman di Pertempuran Prancis pada 1940.
Baca Juga: Simak Kisah Menarik dari Film Perang yang Bertajuk Courage Under Fire Dirilis Tahun 1996 Silam
Pemandangan udara, termasuk Adolf Hitler yang merenung dari pesawat terbang, menyajikan latar belakang kelam yang menjadi preseden bagi kengerian yang akan datang.
Pergeseran dramatis membawa penonton langsung ke dalam kapal pendarat pada D-Day, di mana karakter utama yaitu Tom muncul sebagai wajah tanpa identitas di tengah kisah kegelapan.
Tom yang diikuti sepanjang perjalanan film, menjadi representasi dari ribuan tentara muda yang terlibat dalam invasi penuh risiko ini.
Baca Juga: Mengisahkan Tentang Perang Epik yang Menegangkan, Ini Dia Cerita Film Thirty Seconds Over Tokyo
Cooper dengan cermat menelusuri panggilannya ke Resimen Yorkshire Timur, menyajikan momen pelatihannya dan membawa penonton ke pertemuan yang mungkin mengubah hidupnya.
Kemudian, melalui narasi yang tergolong meditatif, penonton diajak melihat perjalanan Tom melalui jalan Inggris menuju Prancis, di mana ia menghadapi nasibnya di Sword Beach pada D-Day.
Film Overlord ini bukan hanya tentang aksi perang atau strategi militer.
Cooper dengan ahli menjelajahi pikiran karakter utamanya, menghadirkan firasat kematian dan refleksi mendalam tentang arti pengorbanan.
Dengan kata lain, film Overlord bukan sekadar catatan sejarah visual; itu adalah meditasi mendalam tentang kehidupan dan keabadian di tengah kengerian perang.
Dengan akting yang kuat dan visual yang mengesankan, film Overlord tetap menjadi karya monumental yang mengajak penonton menelusuri koridor-koridor perang, melihat ke dalam jiwa prajurit yang berjuang mencari keabadian di tengah-tengah kegelapan dan keputusasaan. (*/CAM)