Pos Pemeriksaan Militer Jaba di Timur Laut Yerusalem Ditutup Pasukan Penjajah Israel

Ket. Foto: Pos Pemeriksaan Militer Jaba Ditutup oleh Pasukan Penjajah Israel Source: (Foto/Instagram/@unrwa)

Internasional, gemasulawesi – Pasukan penjajah Israel dilaporkan menutup pos pemeriksaan militer Jaba yang terletak di timur laut Yerusalem.

Penutupan tersebut mengganggu pergerakan warga sipil Palestina dan mengakibatkan kemacetan lalu lintas yang parah.

Beberapa pengemudi menyampaikan pasukan penjajah Israel menembakkan tabung gas air mata dan granat kejut ke arah kendaraan di dekat pos pemeriksaan dan menyita kunci beberapa mobil.

Sejak gencatan senjata di Jalur Gaza mulai berlaku pada tanggal 19 Januari 2025, pendudukan penjajah Israel telah mengintensifkan tindakan militernya di Tepi Barat, mendirikan pos pemeriksaan dan memasang gerbang besi di pintu masuk kota-kota Palestina.

Baca Juga:
Penjajah Israel Serang Beberapa Kendaraan Warga Palestina di Selatan Nablus

Menurut Komisi Penjajahan dan Perlawanan Tembok, jumlah pos pemeriksaan militer dan gerbang besi yang didirikan oleh pendudukan penjajah Israel di seluruh wilayah Tepi Barat telah mencapai 898.

Ini termasuk 18 gerbang yang dipasang sejak awal tahun 2025 dan sebanyak 146 gerbang yang didirikan setelah 7 Oktober 2023.

Di sisi lain, dilaporkan bahwa Amerika Serikat telah menyetujui penjualan senjata senilai 510 juta USD ke penjajah Israel dengan kesepakatan termasuk dengan ribuan peralatan pemandu bom.

Dalam sebuah pernyataan, Badan Kerjasama Keamanana Pertahanan Amerika Serikat atau DSCA menyampaikan penjualan itu mencakup 3.845 perlengkapan pemandi Joint Direct Attack Munition atau JDAM dan perlengkapan pemandu tambahan untuk bom MK 82.

Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Perintahkan Penghuni Sebuah Bangunan Perumahan di Jenin untuk Mengungsi

“Amerika Serikat memiliki komitmen terhadap keamanan penjajah Israel,” ujar DSCA.

Mereka menambahkan penjualan itu sangat penting bagi kepentingan nasional Amerika Serikat.

Kontraktor utamanya adalah Boeing yang berkantor pusat di St Charles, Missouri. Kesepakatan ini terjadi di tengah meningkatnya pengawasan internasional terhadap dukungan militer Amerika Serikat untuk penjajah Israel karena terus bertambahnya korban sipil di Jalur Gaza.

Di sisi lain, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan di Jalur Gaza mengatakan kepada media bahwa membunuh orang ketika mereka mencari makanan adalah hal yang tidak dapat diterima. (*/Mey)

Bagikan: