Peringatkan untuk Tidak Menyerang Rafah, Hamas Sebut Penjajah Israel Akan Membayar Mahal Jika Melakukannya

Ket. Foto: Hamas Menyatakan Penjajah Isarel Akan Membayar Mahal Jika Menyerang Rafah Source: (Foto/Instagram/@unrwa)

Internasional, gemasulawesi – Seorang pejabat senior Hamas yang enggan disebutkan namanya memperingatkan penjajah Israel agar tidak menyerang Rafah, yang berada di paling selatan Jalur Gaza.

Pejabat senior Hamas itu juga menegaskan penjajah Israel akan membayar mahal atas apa yang dilakukannya jika benar-benar melancarkan serangan ke Rafah.

“Invasi ke Rafah bukanlah hal yang mudah dan akan berakhir dengan kegagalan,” ujarnya.

Baca Juga:
Sebut Perang terhadap Perempuan, PBB Ungkap 37 Anak di Jalur Gaza Kehilangan Ibu Mereka Setiap Harinya

Diketahui jika komentar tersebut muncul setelah perundingan kesepakatan gencatan senjata di Kairo, Mesir, yang tidak membuahkan hasil.

Selain itu,dikabarkan jika Hamas dan penjajah Israel tidak mau mengubah tuntutan inti mereka.

“Jika tidak ada kesepakatan gencatan senjata yang dicapai, penjajah Israel akan memikul tanggung jawab penuh karena bersikeras memasuki Rafah alih-alih menghentikan agresi,” katanya kemarin, 4 Mei 2024.

Baca Juga:
Krisis Kelaparan Menyebar ke Wilayah Selatan, Serangan Penjajah Israel Dilaporkan Menghantam Lahan Pertanian yang Berada di Rafah

Di sisi lain, seorang profesor di Institus Studi Pasca Sarjana Doha, Qatar, Tamer Qarmout, menyampaikan jika pemerintah Amerika Serikat perlu untuk mengambil tindakan untuk menyelamatkan putaran terakhir dari peruncingan gencatan senjata penjajah Israel dan Hamas.

Menurutnya, situasinya semakin memburuk dikarenakan pihak penjajah Israel baru saja merilis pernyataan, terutama dari Menteri Itamar Ben-Gvir, yang secara terus terang mengatakan kepada Netanyahu untuk tidak mengirim delegasi ke Kairo, Mesir.

“Selain itu, Ben-Gvir juga telah mengingatkan Benjamin Netanyahu akan komitmen yang ditegaskannya beberapa hari yang lalu bahwa dia harus menyerang Rafah,” ucapnya.

Baca Juga:
Tewaskan Sejumlah Warga Palestina, Militer Penjajah Israel Dilaporkan Melancarkan Beberapa Serangan Udara yang Mematikan di Jalur Gaza

Qarmout menuturkan sekarang ini adalah saat yang sangat sulit.

“Ada kemungkinan 50-50 pembicaraan akan berhasil dan saya pikir jika Amerika Serikat tidak turun tangan dan mendukung negosiasi ini, mungkin negosiasi tersebut akan gagal,” jelasnya.

Di pihak lain, demonstrasi perguruan tinggi di Amerika Serikat dilaporkan terus berlanjut.

Baca Juga:
Memenuhi Tuntutan Rakyat Palestina, Hamas Sebut Akan Pergi ke Kairo dengan Semangat Positif untuk Mencapai Kesepakatan Gencatan Senjata

Para pengunjuk rasa terus meneriakkan pesan-pesan anti perang dan mengibarkan bendera Palestina selama peresmian Universitas Michigan.

Sekitar 75 orang mahasiswa dan banyak diantaranya mengenakan keffiyeh tradisional Palestina beserta topi wisuda, berbaris di lorong utama yang menuju ke panggung wisuda.

Salah satu slogan yang mereka teriakkan adalah ‘tidak ada universitas yang tersisa di Gaza’. (*/Mey)

Bagikan: