Sebut Perang terhadap Perempuan, PBB Ungkap 37 Anak di Jalur Gaza Kehilangan Ibu Mereka Setiap Harinya

Ket. Foto: PBB Menyatakan 37 Anak di Jalur Gaza Kehilangan Ibu Mereka Setiap Harinya Source: (Foto/Instagram/@unrwa)

Internasional, gemasulawesi – Reem al Salem, yang merupakan pelapor khusus PBB untuk perempuan dan anak perempuan, menyatakan jika angka dari badan PBB untuk pengungsi Palestina menunjukkan 37 anak di Jalur Gaza kehilangan ibu mereka setiap harinya.

Reem al Salem menggambarkan perang di Jalur Gaza sebagai perang terhadap perempuan.

Menurut Reem al Salem, tidak pernah ada perang dalam sejarah yang melihat serangan yang mengerikan dan disengaja terhadap perempuan serta anak-anak seperti yang dilihat dalam perang di Jalur Gaza.

Baca Juga:
Krisis Kelaparan Menyebar ke Wilayah Selatan, Serangan Penjajah Israel Dilaporkan Menghantam Lahan Pertanian yang Berada di Rafah

“Penjajah Israel telah menargetkan perempuan Palestina selama beberapa dekade, namun, perang yang terjadi saat ini tidak mempertimbangkan keselamatan mereka,” ujarnya.

Al Salem menambahkan jika kaum perempuan Palestina mengalami genosida besar-besaran.

“Mereka dimusnahkan,” tegasnya.

Baca Juga:
Tewaskan Sejumlah Warga Palestina, Militer Penjajah Israel Dilaporkan Melancarkan Beberapa Serangan Udara yang Mematikan di Jalur Gaza

Reem al Salem mengungkapkan hanya sedikit tempat di dunia dimana masyarakat dunia pernah melihat hal yang seperti ini.

“Kami mencatat hampir 15.000 anak-anak dan 10.000 wanita tewas dalam 7 bulan agresi penjajah Israel,” katanya.

Reem al Salem menyatakan jika ini bukan rencana yang disengaja untuk membunuh anak-anak dan perempuan Palestina, yang merupakan fondasi kehidupan dan masyarakat Palestina, maka tidak saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Baca Juga:
Memenuhi Tuntutan Rakyat Palestina, Hamas Sebut Akan Pergi ke Kairo dengan Semangat Positif untuk Mencapai Kesepakatan Gencatan Senjata

Sementara itu, Kepala Program Pangan Dunia PBB mengatakan saat ini, Jalur Gaza utara sekarang mengalami kelaparan besar-besaran dikarenakan penjajah Israel terus membatasi aliran bantuan kemanusiaan.

Di sisi lain, Ghassan Abu-Sitta, yang merupakan seorang dokter Palestina yang menghabiskan 43 hari di Jalur Gaza membantu merawat rakyat Palestina yang terluka dalam serangan pasukan penjajah Israel, mengungkapkan dia ditolak masuk ke Jerman karena dijadwalkan untuk berpidato di Senat.

Antony Blinken, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, sekali lagi memperingatkan penjajah Israel untuk tidak melancarkan serangan darat ke Rafah.

Baca Juga:
Sebut Harus Bergabung dengan yang Lain, Kepala UNRWA Nyatakan Saatnya Memberikan Gaza Akses ke Media Internasional

“Jumlah korban jiwa akan di luar batas yang dapat diterima,” tuturnya.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina menyampaikan 5 orang dilaporkan dibunuh oleh pasukan penjajah Israel dalam serangan di kota Deir al-Ghusun yang berada di Tulkarem, Tepi Barat. (*/Mey)

Bagikan: