Tidak Mampu Membelinya, Rakyat Palestina Kini Memilih Memperbaiki Sandal Mereka ke Tukang Sepatu

Ket. Foto: Dikarenakan Perang, Pengungsi Palestina Kini Dilaporkan Lebih Memilih untuk Memperbaiki Sandal Mereka ke Tukang Sepatu Source: (Foto/Instagram/@unrwa)

Internasional, gemasulawesi – Diketahui jika sejak agresi yang dilakukan sejak tanggal 7 Oktober 2023 lalu, mayoritas rakyat Palestina dilaporkan mendadak menjadi tunawisma dan juga melarat.

Selain itu, karena sebagian besar wilayah Jalur Gaza juga terputus akibat perang Palestina, hanya ada sedikit barang baru yang tiba di Jalur Gaza.

Dan hal tersebut dilaporkan menjadikan para tukang sepatu sibuk untuk memperbaiki sepatu dan juga sandal untuk para pengungsi Palestina yang tidak mampu untuk menggantinya atau membelinya.

Baca Juga:
Bentrokan Tepi Barat, Pasukan Penjajah Israel Melakukan Serangan di Jenin, Nablus dan Hebron

Menurut sumber yang tidak disebutkan namanya, hanya ada sedikit sepatu baru yang kini tersedia di Jalur Gaza.

“Dan lebih sedikit lagi orang-orang yang mampu untuk membeli sepatu yang masih terjual,” katanya.

Menurut laporan, karena harus berjalan di tengah-tengah lumpur dan juga puing-puing yang ada di Jalur Gaza disebabkan bom dan serangan penjajah Israel, rakyat Palestina lebih cepat mengalami kerusakan sepatu daripada biasanya.

Baca Juga:
Pertempuran Sengit Terjadi di Sekitar, OCHA Sebut RS Nasser dan Al Amal Derita Kekurangan Oksigen yang Serius

Salah satu rakyat Palestina, Ahmed Haboosh, mengatakan jika dia, keluarga dan banyak yang lainnya meninggalkan Jalur Gaza dengan tidak membawa apapun dan juga berjalan kaki.

“Tidak ada pakaian atau bahkan sandal,” katanya.

Ahmed menambahkan jika dia dan keluarganya sempat tinggal sebentar di Khan Younis untuk kemudian dipindahkan ke Rafah.

Baca Juga:
Dilakukan Larut Malam, Pemukim Penjajah Israel Dilaporkan Merusak 450 Pohon Zaitun dan Almond di Tepi Barat

Saat ditemui awak media, dia sedang memperbaiki sandal jepitnya ke salah satu tukang sepatu yang masih menyediakan jasanya, Ahmed Hothot.

Ahmed Haboosh mengakui dia membeli sepasang sandal jepit bekas karena harga yang baru terlalu mahal.

Ahmed Hothot yang bekerja sebagai tukang sepatu sejak dahulu sebelum perang menyebutkan jika sebelum agresi penjajah Israel, dia dan para tukang sepatu lainnya di Jalur Gaza bekerja lebih sedikit.

Baca Juga:
Serang Komunitas Palestina di Tepi Barat, AS Jatuhkan Sanksi untuk Beberapa Pemukim Penjajah Israel

“Namun, kami sekarang kami mulai bekerja lebih banyak dari biasanya karena banyak masyarakat yang tidak memiliki uang untuk membeli yang baru,” akunya.

Dia melanjutkan jika karena perang ini, kondisi masyarakat Palestina sangat buruk dan tidak ada perekonomian yang berjalan.

“Jika pun ada, maka jumlahnya sangat sedikit,” jelasnya.

Baca Juga:
Bertemu Keluarga Tawanan, Netanyahu Sebut Akan Setujui Kesepakatan Pembebasan dengan Hamas

Hothot menerangkan jika dia dan tukang sepatu lainnya bekerja di pinggir jalan dan bekerja tanpa listrik.

“Kami hanya menggunakan perkakas tangan, peralatan menjahit dan juga lem untuk memperbaiki sepatu dan sandal dengan bayaran yang murah,” terangnya. (*/Mey)

Bagikan: