Internasional, gemasulawesi – Perdana Menteri penjajah Israel, Benjamin Netanyahu, dikabarkan bertemu dengan perwakilan dengan keluarga para tawanan yang hingga saat ini masih berada di Jalur Gaza.
Dalam pertemuan yang dilaporkan menegangkan tersebut, Benjamin Netanyahu dilaporkan berjanji untuk mempromosikan kesepakatan dengan Hamas untuk membebaskan para tahanan tersebut.
“Saya akan menyetujui penjanjian pertukaran tahanan dengan Hamas selama tidak membahayakan pemerintahan penjajah Israel,” katanya.
Netanyahu juga menambahkan bahkan jika hal tersebut menyebabkan runtuhnya pemerintahan penjajah Israel.
Menurutnya, terlepas dari pertimbangan pemerintahan koalisinya, hal tersebut tidak dapat dilakukan dengan harga berapapun.
Dalam kesempatan yang sama, keluarga para tahanan menuntut agar Benjamin Netanyahu menerima kesepakatan pertukaran tawanan dengan Hamas, meskipun itu harus mengorbankan koalisinya.
Terkait hal tersebut, Netanyahu menyebutkan sepanjang ada kesepakatan yang baik untuk penjajah Israel dan juga untuk memulangkan para sandera, maka dia akan melakukan hal yang dimaksud.
“Saya sejujurnya tidak peduli dengan kelanjutan koalisi, namun, jika saya meyakini koalisi itu akan membahayakan keamanan penjajah Israel atau juga tidak mencapai tujuan yang diinginkan, maka saya juga tidak akan melakukannya,” katanya.
Para keluarga tawanan juga meminta untuk tidak melakukan pembebasan para tawanan secara bertahap seperti sebelumnya.
Baca Juga:
Tentara Penjajah Israel Lakukan Lebih Banyak Serangan Udara, PM Netanyahu Serukan Penutupan UNRWA
“Mengingat banyak waktu yang terbuang sia-sia, masalah ini harus ditempatkan di daftar prioritas pertama,” tegas salah satu anggota keluarga para tawanan.
Sebagai tanggapan untuk pernyataan tersebut, Netanyahu kemudian menyinggung tentang 3 tujuan perang, yakni mengembalikan sandera, melucuti senjata di Jalur Gaza dan ‘membongkar’ Hamas.
Dia menekankan jika tidak ada 1 tujuan yang dapat dicapai tanpa mengorbankan tujuan yang lainnya.
Di sisi lain, Direktur Mossad, David Barnea, saat pertemuan dengan Kabinet Perang mengungkapkan sebuah dokumen yang disebut dengan dokumen prinsip.
David menuturkan tentang kemungkinan kesepakatan pertukaran tawanan dengan Hamas yang mencakup pembebasan 35 orang tawanan di tahap pertama dengan imbalan gencatan senjata selama 35 hari.
Disebutkan jika setelah itu akan ada kemungkinan untuk 1 minggu tambahan untuk perpanjangan gencatan senjata. (*/Mey)