Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, mayoritas terowongan Hamas yang berada di bawah Jalur Gaza dilaporkan tetap utuh.
Laporan yang sama menyatakan jika terowongan-terowongan Hamas yang jaraknya hingga ratusan kilometer tersebut masih belum tersentuh dan juga sulit untuk diakses oleh penjajah Israel.
Beberapa pejabat Amerika Serikat yang tidak disebutkan namanya mengatakan jika saat perang Palestina saat ini telah mendekati akhir bulan keempat, tentara penjajah Israel telah membuat sekitar 20 hingga 40% terowongan milik Hamas tidak dapat dioperasikan.
Baca Juga:
Dilakukan pada Berbagai Wilayah di Tepi Barat, Penjajah Israel Kembali Menahan 20 Warga Palestina
Kerusakan yang tersebut terjadi karena berbagai metode yang dilakukan penjajah Israel untuk mencoba merusak terowongan Hamas.
Metode tersebut juga termasuk dengan membanjiri terowongan Hamas dengan air.
Untuk itu, disebutkan jika penjajah Israel mengabaikan kekhawatiran dari beberapa pihak untuk pengaruhnya terhadap pasokan air bersih untuk masyarakat Jalur Gaza dan juga infrastrukturnya.
“Penjajah Israel membutuhkan lebih banyak tentara untuk membersihkan terowongan,” kata mereka.
Para pejabat AS tersebut juga mengatakan jika pasukan tersebut juga diperlukan untuk menahan para pemimpin Hamas yang kemungkinan besar bersembunyi di terowongan dan juga para sandera yang hingga kini masih berada di Jalur Gaza.
Di sisi lain, PBB mengeluarkan peringatan jika hujan dan musim dingin membuat situasi di Jalur Gaza yang kini tidak sehat menjadi tidak layak huni.
Ajith Sunghay, yang merupakan salah satu pejabat PBB, menuturkan jika sebagian besar dari masyarakat Palestina tidak mempunyai pakaian hangat untuk mereka di musim dingin.
“Mereka juga tidak memiliki selimut,” ujarnya.
Laporan menyebutkan jika di Al-Mawasi yang merupakan jalur pantai sempit yang sebelumnya ditetapkan sebagai zona aman oleh penjajah Israel, namun, kini juga ikut diserang, banyak warga Palestina yang menggunakan sandal berusaha untuk menghindari genangan air yang banyak di sekitarnya.
Fakta menyedihkan lainnya adalah genangan air tersebut terkadang diselingi oleh sampah yang menimbulkan berbau tidak sedap.
Bassam Bolbol yang keluarganya mengungsi di Al-Mawasi mengatakan jika mereka kini tidak memiliki apapun. (*/Mey)