Internasional, gemasulawesi – Kantor Kemanusiaan PBB kemarin, tanggal 10 Januari 2024, menyatakan jika tempat penampungan darurat yang dibangun sendiri untuk rakyat Palestina yang kehilangan tempat tinggalnya di Jalur Gaza telah terlalu penuh.
Lebih lanjut, Kantor Kemanusiaan PBB atau Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) menyebutkan jika lebih dari 15 orang warga Palestina harus tinggal dalam 1 tenda, sehingga jumlah ruang yang tersedia per orang kurang dari standar minimum Sphere.
Kantor Kemanusiaan PBB menambahkan jika penampungan yang terlalu penuh tersebut membuat para pengungsi terpapar dalam kondisi yang tidak higienis.
Baca Juga:
Wakil Ketua Hamas Dibunuh, Ini Deretan Upaya Pembunuhan yang Dilakukan Penjajah Israel di Lebanon
“Selain itu, para pengungsi juga rentang terkena penyakit menular,” katanya.
OCHA memperingatkan jika tempat penampungan darurat itu juga dibangun dari bahan-bahan bekas yang tidak mampu untuk menahan kondisi dari cuaca di Gaza saat ini yang sedang berada di musim dingin dengan hawa yang terkadang menggigit.
Sejak serangan yang diluncurkan oleh Israel di tanggal 7 Oktober 2023 lalu, lebih dari 23 ribu warga Palestina telah meninggal.
Kantor media pemerintah Gaza melaporkan jika sekitar 69 ribu unit rumah yang berada di Jalur Gaza telah hancur atau tidak dapat dihuni sementara waktu.
Sementara itu, lebih dari 290.000 rumah lainnya rusak, baik ringan, sedang ataupun berat karena serangan Israel.
OCHA memperkirakan lebih dari 500.000 orang tidak memiliki rumah untuk mereka kembali.
Baca Juga:
Tetap Bertahan Hidup, Ini Bagaimana Kelompok Parkour Ubah Reruntuhan di Gaza Jadi Arena Olahraga
“Lebih banyak lagi yang tidak dapat segera kembali karena tingkat kerusakan infrastruktur yang ada di sekitarnya,” ujarnya.
PBB melaporkan jika sekitar 85% warga Jalur Gaza telah mengungsi, sedangkan yang lainnya mengalami kerawanan pangan.
“Ratusan ribu orang harus hidup tanpa tempat berlindung dan kurang dari separuh truk bantuan memasuki wilayah tersebut sebelum konflik dimulai,” tambah mereka.
Di sisi lain, Utusan Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, mengatakan di hari Selasan kemarin, jika 11 warga Palestina terbunuh setiap jamnya dalam konflik yang berlangsung terus menerus di Jalur Gaza.
“Penduduk di Gaza dibunuh, disiksa dan dipermalukan, serta anak-anak dipermalukan dan menjadi yatim piatu,” jelasnya. (*/Mey)