Terdapat Tuntutan Nuansa dalam Narasi Gaza dan Palestina, Pakar Sebut Sebagai Upaya Kaburkan Konteks Apartheid

Ket. Foto: Pakar Menyebutkan Tuntutan Nuansa dalam Narasi Gaza dan Palestina Adalah Sebagai Upaya untuk Mengaburkan Konteks Apartheid (Foto/X/@UNRWA) Source: (Foto/X/@UNRWA)

Internasional, gemasulawesi – Salah satu pakar di Universitas Roskilde, Senator Somdeep, mengatakan baru-baru ini jika kata ‘nuansa’ adalah kata menarik yang dia dengar akhir-akhir ini selama perang Palestina berbulan-bulan ini.

Senator Somdeep juga menyebutkan dia menerima pertanyaan dari outlet berita Eropa yang ingin membuat artikel ‘bernuansa’ yang menjelaskan apa sebenarnya Hamas.

Pakar Senator Somdeep juga mengakui jika dia membaca tentang dugaan kurangnya ‘nuansa’ yang pernah diungkapkan oleh calon presiden independen dan juga mantan profesor Harvard, Cornel West, dalam surat yang menyatakan solidaritas terhadap Palestina yang dikeluarkan oleh mahasiswa Harvard beberapa hari setelah agresi.

Baca Juga: Tutupi Kesalahan, Organisasi HAM Ungkap Sistem Hukum Penjajah Israel Memungkinkan Tentara Tidak Bertanggung Jawab

“Dari sudut pandang mereka yang menggunakan kata ini sebagai senjata, ini berarti sejarah dan konteks Israel-Palestina tidak dapat diingat kembali,” katanya.
Somdeep menambahkan jika hal ini tentu saja berdampak pada pemberangusan segala bentuk kritik publik terhadap tindakan Israel kepada Palestina seperti halnya yang sekarang ini sedang terjadi.

“Meskipun mengklaim kecanggihan, penggunaan ‘nuansa’ tersebut sebenarnya bertujuan untuk mengaburkan sejarah dan kenyataan yang ada di Palestina,” ujarnya.

Somdeep mengakui jika di dalam universitas-universitas di Barat, ‘nuansa’ telah dijadikan senjata untuk menyasar semua orang yang berusaha menarik perhatian dari publik dunia terhadap penderitaan rakyat Palestina dan menuntut perubahan untuk mereka.

Baca Juga: Belum Berhenti, Ahli Sebut Pengkhianatan terhadap Perjanjian Oslo Masih Hantui Rakyat Palestina 30 Tahun Kemudian

Di sisi lain, Kantor Berita Palestina Wafa melaporkan jika jumlah warga Palestina yang terluka telah meningkat menjadi 9 orang setelah serangan terbaru Israel di Kota Halhul yang berada di Tepi Barat yang diduduki.

Wafa juga melaporkan jika pasukan Israel menahan 2 orang dari Kota Halhul.

“Seorang warga Palestina terluka setelah ditembak oleh pasukan Israel di Kota Nablus yang berada di utara Tepi Barat,” lapor Masyarakat Bulan Sabit Palestina.

Baca Juga: Dari Amerika hingga Palestina, Perlawanan Masyarakat Adat terhadap Kolonialisme Pemukim Transnasional

Sementara itu, sejumlah warga Palestina yang lain terluka dalam penggerebekan yang terjadi di Ramallah.

Menteri Kesehatan Gaza juga menyampaikan jika hanya 8 rumah sakit yang beroperasi dan hanya sebagian di Jalur Gaza selatan. (*/Mey)

Bagikan: