Penjajah Israel Disebut Gunakan AI untuk Targetkan Lokasi, Ini Bahaya Penggunaannya dalam Perang

Ket. Foto : Berikut Ini Bahaya Penggunaan AI dalam Perang Seperti yang Disebutkan Dipakai Israel (Foto/X/@UNRWA)

Internasional, gemasulawesi – Israel melalui militernya IDF dilaporkan menggunakan perangkat kecerdasan buatan atau akrab juga disebut AI (artificial intelligence) dalam perangnya melawan Hamas tahun ini.

AI tersebut digunakan oleh Israel untuk menentukan target dari lokasi atau bangunan yang akan diserang oleh milter Israel, baik lewat serangan darat ataupun udara yang digunakan mereka untuk membordir Palestina, terutama Jalur Gaza.

Jika ditilik lebih lanjut, sebuah laporan yang tidak disebutkan sumbernya menyatakan jika Israel mulai menggunakan AI untuk menargetkan siapa saja atau apa saja yang menjadi lawan-lawan mereka dalam peperangan di Palestina.

Baca: Syahid, Ini Nama Beberapa Komandan Hamas yang Meninggal Akibat Dibunuh oleh Penjajah Israel

Namun, disebutkan juga jika ada kekhawatiran jika ini akan disalahgunakan.

Israel dikatakan memiliki sebuah cabang militer yang mereka berikan nama Sigma.

Sigma ini diketahui didekasikan untuk melakukan pengembangan AI dan juga menggunakan AI untuk serangan.

Baca: Viral di Media Sosial, Ini Isi Surat Ucapan Terima Kasih dari Pihak Sandera Penjajah Israel kepada Hamas

Bahkan disebutkan jika perang antara Israel dengan Hamas saat tahun 2021 lalu sebagai perang kecerdasan buatan pertama.

Militer Israel yang juga dikenal dengan IDF menggunakan sebuah perangkat lunak yang berbasis AI yang dinamakan Fire Factory.

Dikatakan jika Fire Factory ini jumlahnya mencapai ribuan, hanya saja tidak disebutkan jumlah pastinya.

Baca: Sebagian Hancur, Ini Fakta Memilukan dari Kondisi RS Indonesia di Gaza Utara yang Kini Rusak Parah oleh Penjajah Israel

IDF memberikan tugas kepada Fire Factory ke drone, unit artileri, pesawat tempur ataupun tank yang kesemuanya dilakukan dalam waktu bersamaan secara serentak.

Brigjen Aviad Dagan yang merupakan Direktur Administrasi Transformasi Digital IDF dalam sebuah video yang diposting di media sosial X menyebutkan jika ini secara keseluruhan lebih fleksibel dan lebih adaptif.

Yang dimaksudkannya tersebut adalah untuk menciptakan segala jenis kumpulan data atau jenis jaringan saraf tiruan daripada membeli F-35.

Baca: Pertukaran Tahanan dengan Hamas, Berikut Ini Beberapa Kesaksian Mereka tentang Penjara Penjajah Israel

IDF sendiri dalam laman resminya mengakui jika AI merupakan kunci.

“AI adalah kunci,” tulis mereka.

IDF juga percaya jika AI akan memberikan dampak yang lebih besar pada kegiatan operasional mereka.

Baca: Diharapkan Permanen, Ini Alasan Kenapa Gencatan Senjata Hamas dan Penjajah Israel Sepakat Diperpanjang

Salah satu pakar dari Stonehill College Boston, Anwar Mhajne, menyatakan terdapat kekhawatiran jika ketergantungan pada sistem AI dapat menciptakan rasa percaya diri yang salah.

Dia melanjutkan jika penggunaan AI untuk agresi Israel ke Palestina kali ini memiliki peluang untuk menghilangkan ‘rasa bersalah’ mereka karena mereka tidak melihat korbannya secara langsung.

Pakar yang lain menegaskan penggunaan AI di medan perang juga memiliki resiko utama, yakni menyerang target yang salah.

Baca: Gencatan Senjata Diperpanjang, Warga Palestina Akui Menginginkan Permanen

“Resiko yang riskan,” ujarnya.

Salah satu dampak yang dihasilkan adalah menyebabkan timbulnya korban sipil atau menyerang target yang sebenarnya bersahabat, juga menyebabkan pembunuhan. (*/Mey)

 

 

 

 

Bagikan: