Internasional, gemasulawesi – Ir Amim, yang merupakan kelompok hak asasi manusia penjajah Israel yang berfokus di Yerusalem, menyampaikan bahwa di tengah gelombang panas yang memecahkan rekor, ada krisis air akut di Kufr Aqab, lingkungan besar Palestina yang terletak di sepanjang tepi utara Yerusalem Timur.
Ir Amim menyebutkan warga Palestina mendapatkan air mengalir selama 4 hingga 12 jam per minggu.
Kufr Aqab adalah salah satu dari 8 lingkungan Palestina yang adalah bagian dari kotamadya Yerusalem yang dikelola oleh penjajah Israel, namun, terletak di luar tembok pemisah penjajah Israel.
Lingkungan ini dihuni oleh 100.000 orang, sekitar 30 persen dari populasi Palestina di Yerusalem Timur.
Dalam sebuah pernyataan pada tanggal 17 Juli 2024, waktu setempat, Ir Amim mengatakan mengingat kelalaian serius pemerintah kota yang menyebabkan kondisi kehidupan di bawah standar, kelangkaan air yang ekstrem di Kufr Aqab hanya akan memperburuk kondisi dan membuat daerah tersebut sama sekali tidak dapat dihuni.
“Sehingga memaksa penduduk meninggalkan kota sepenuhnya,” kata mereka.
Ir Amim menyatakan meskipun kekurangan air yang parah telah berlangsung, selama hampir 2 bulan, hanya ada sedikit atau tidak ada pengakuan dari pemerintah kota Yerusalem, Otoritas Air penjajah Israel, dan/atau badan-badan penjajah Israel terkait lainnya, apalagi upaya untuk meringankan keadaan darurat kemanusiaan ini.
“Sebaliknya, gangguan layanan air baru-baru ini akibat pipa yang pecah di lingkungan Yahudi di Yerusalem Barat segera ditangani oleh pemerintah kota dan tindakan darurat diambil untuk segera memperbaiki masalah itu,” ujar mereka.
Di sisi lain, Perdana Menteri penjajah Israel, Benjamin Netanyahu, menghadapi kritik keras karena mengabaikan bahaya yang dihadapi oleh mereka yang masih ditahan di Jalur Gaza.
Netanyahu dikabarkan mengatakan selama rapat kabinet tidak ada alasan untuk stres karena mereka yang diculik menderita, namun, mereka tidak sekarat.
Keluarga korban penculikan menuntut Benjamin Netanyahu untuk segera menjelaskan pernyataannya.
Dalam sebuah pernyataan, Forum Sandera dan Keluarga Hilang mengatakan komenter itu tidak hanya sangat menyakitkan untuk keluarga para sandera, namun, juga tidak akurat secara fakta dan sangat tidak bertanggung jawab. (*/Mey)