Internasional, gemasulawesi – Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, menyampaikan pendanaan untuk UNRWA telah dijamin hingga bulan September.
Dalam keterangannya pada hari Jumat, tanggal 12 Juli 2024, waktu Palestina, Philippe Lazzarini menambahkan jumlah yang dijanjikan belum diketahui, namun, akan diungkapkan dalam beberapa hari mendatang.
Dari 16 negara yang sebelummya menangguhkan pendanaan setelah tuduhan penjajah Israel terhadap UNRWA, 14 negara kini telah melanjutkan pendanaan.
AS dan Inggris tidak melanjutkan pendanaan, namun, Lazzarini mengatakan dia yakin Inggris, yang memilih pemerintahan baru minggu lalu, akan segera melanjutkan dukungan finansialnya.
Sementara itu, Sekjen PBB, Antonio Guterres, telah memperingatkan bahwa Palestina akan kehilangan jalur hidup yang penting jika UNRWA gagal mengamankan pendanaan untuk melanjutkan operasi di Jalur Gaza.
Dalam sebuah konferensi pendanaan untuk UNRWA pada hari Jumat, 12 Juli 2024, Guterres mengatakan dia menegaskan tidak ada alternatif lain selain UNRWA.
Sebelumnya, pada konferensi di markas besar PBB di New York, Guterres mengatakan bahwa warga sipil didorong ke dalam lingkaran neraka yang semakin dalam di Jalur Gaza.
Lazzarini juga mengucapkan terima kasihnya kepada 118 negara yang telah menandatangani komitmen bersama untuk mendukung dan memperkuat dukungan finansial dan politik untuk UNRWA.
“Sebuah pertunjukan solidaritas dan dukungan yang mengesankan, yang muncul pada ‘waktu krisis’ ketika UNRWA mengalami serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan upaya sistematis untuk membubarkannya,” ucapnya.
Markas Besar PBB di New York mengadakan konferensi janji kemarin, 12 Juli 2024, untuk badan tersebut.
Prakarsa ini dipelopori oleh Slovenia, Yordania dan Kuwait, serta ditandatangani oleh seluruh 15 anggota Dewan Keamanan PBB.
Di sisi lain, mantan Kepala Kantor Etika UNRWA, Lex Takkenberg, mengatakan bahwa UNRWA adalah satu-satunya badan internasional dengan kerangka kerja netralitas rumit yang mencakup pelatihan staf, pemeriksaan keuangan dan inspeksi instalasinya.
“Tidak dapat dipungkiri bahwa ada pelanggaran, seperti yang terjadi di organisasi lain, namun, lembaga ini melakukan pekerjaan yang luar biasa dalam memberikan dukungan kepada warga Palestina dalam situasi yang paling buruk,” ungkapnya. (*/Mey)
 
             
                                     
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                  
                                  
                                  
                                  
                                  
                     
                     
                     
                                         
                                