Internasional, gemasulawesi – Hingga sekarang, jumlah korban tewas akibat perang di Palestina telah menembus angka lebih dari 26 ribu jiwa dan Sekjen PBB, Antonio Guterres disebutkan masih menerapkan paradigma 2 negara yang sebenarnya sudah tidak ada lagi.
Dalam pidato yang disampaikannya di awal pekan ini, Sekjen PBB, Antonio Guterres menyerukan untuk pendudukan penjajah Israel di tanah Palestina untuk segera diakhiri.
Sekjen PBB, Antonio Guterres juga menyerukan agar para pejabat penjajah Israel menerima solusi 2 negara yang juga diusulkan beberapa pihak di dunia.
Baca Juga:
Peroleh Tekanan Berhenti Terlibat di Perang Palestina, Akankah Biden Dapatkan Perintah untuk Itu?
Guterres mengatakan jika hak yang dimiliki masyarakat Palestina untuk membentuk dan membangun negara mereka sendiri yang sepenuhnya merdeka harus diakui oleh semua orang yang ada di dunia.
“Penolakan apapun untuk solusi 2 negara dari pihak manapun juga harus ditolak dan dengan tegas,” katanya.
Seorang pakar yang tidak disebutkan namanya mengatakan jika sesungguhnya ada banyak implikasi dari pernyataan yang dilontarkan oleh Guterres.
“Namun, tidak ada satupun yang menguntungkan rakyat Palestina,” ujarnya.
Dia menambahkan jika pada dasarnya Sekjen PBB berasumsi jika konsep 1 negara semata-mata berasal dari narasi kolonial yang selama ini telah dilakukan penjajah Israel.
“Selain itu, dengan pernyataannya tentang solusi 2 negara, Antonio Guterres juga memajukan realitas kolonial 1 negara untuk penjajah Israel,” jelasnya.
Menurutnya, hingga kini, masih tidak meguntungkan untuk Palestina untuk hal kepemilikan dan juga pembebasan tanah.
“Sebenarnya, solusi 2 negara sudah tidak ada lagi, yang berarti masyarakat Palestina tidak dapat berbuat banyak untuk itu,” ucapnya.
Dia menegaskan jika PBB tidak berbuat apa pun selain membicarakan mengenai gencatan senjata.
“Pada dasarnya, Guterres menyatakan jika rakyat Palestina tidak layak untuk mendapatkan hak-hak politik mereka yang mereka miliki sejak dulu,” paparnya.
Dia membeberkan jika PBB sama seperti penjajah Israel yang mendukung pendekatan dan penerapan kolonial.
“Guterres juga serupa dengan penjajah Israel yang merampas hak-hak politik yang dimiliki rakyat Palestina,” tandasnya. (*/Mey)