Internasional, gemasulawesi – Penjajah Israel bukan hanya menyerang Jalur Gaza saja, namun, mereka juga ikut menyerang Tepi Barat yang ikut bergolak karena perang dan ini telah mulai menimbulkan dampak yang buruk dan juga serius.
Muhanad Nairoukh yang merupakan salah satu dari 3 pabrik alumunium terbesar di Tepi Barat mengatakan jika selama beberapa bulan terakhir ini, kondisi produksi menjadi yang terburuk dalam jangka yang waktu yang lama yang harus mereka tanggung.
Muhanad Nairoukh juga menyatakan jika keuntungan pabrik menjadi yang paling buruk juga yang selaras dengan kondisi produksi yang menurun.
Laporan menyampaikan kehidupan sehari-hari warga di Tepi Barat menjadi lebih berbahaya.
Bersamaan dengan itu, industri hampir terhenti karena para pelaku industri disana tidak mungkin untuk menjalankan bisnisnya seperti biasanya seperti keadaan sebelum perang.
Muhanad Nairoukh diketahui mengelola lebih dari 30 karyawan di perusahaan yang telah didirikan ayahnya di tahun 1993.
“Saya harus memangkas biaya karena perusahaan terpaksa beroperasi di kapasitas 4%, sedangkan untuk produksi berkurang sekitar 60%,” katanya.
Seemantara itu, Biro Statistik Palestina (PCBS) memperkirakan di akhir bulan Desember 2023 bahwa kerugian ekonomi di Palestina secara keseluruhan mencapai sekitar 1,5 milyar USD di bulan-bulan awal agresi.
“Ini setara dengan sekitar 25 juta USD per harinya, namun, tidak termasuk dengan kerugian langsung atas properti dan juga aset,” jelas salah satu perwakilan mereka.
Dikarenakan pos pemeriksaan penjajah Israel menahan pengiriman, atau yang lebih buruk lagi menolak membiarkan mereka untuk lewat, ini membuat biaya transportasi internal meningkat dan begitu juga dengan biaya pengiriman antar kota di Palestina, serta luar negeri.
Muhanad Nairoukh mengakui dia tetap mempertahankan para karyawannya dan juga tetap membayar gaji mereka, namun, dia mengatakan hal ini tidak akan mungkin terus dilakukannya dalam jangka waktu yang lama jika perang ini terus berlanjut.
“Mungkin PHK akan diperlukan,” tandasnya.
Baca Juga:
Kecam Agresi, Presiden Aljazair Sebut Tindakan Penjajah Israel Adalah Aib untuk Seluruh Umat Manusia
Muhanad Nairoukh menerangkan jika para karyawannya juga mengkhawatirkan mata pencaharian yang menghidupi mereka selama ini.
“Meski mereka menganggapnya beruntung karena masih dapat bekerja dan memiliki pekerjaan, karyawan saya juga mengetahui jika sekarang ini situasi yang mereka hadapi sangat genting,” tuturnya. (*/Mey)