Internasional, gemasulawesi – Pada hari Rabu kemarin, tanggal 16 November 2023, istri PM Libya, Amina Ali Mohammed Al-Shawush Al-Dillaw, menyebutkan jika Palestina dan rakyatnya tidak termasuk ke dalam Deklarasi HAM.
Sebagai bagian dari pertemuan Ibu Negara ‘Satu Hati untuk Palestina’ yang diselenggarakan di Istanbul, Turki, istri PM Libya menekankan dukungan penuh dari Libya untuk perjuangan rakyat Palestina.
Istri PM Libya menyampaikan bahwa pasal pertama dari Deklarasi HAM menyatakan bahwa semua individu dilahirkan bebas dan memiliki hak yang sama.
“Begitu juga dengan pasal 3 Deklarasi HAM yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas kehidupan dan kedamaian,” tegasnya.
Al-Dillaw menuturkan, namun, saat ini, semua orang telah menyaksikan pengecualian dalam Deklarasi Internasional HAM.
“Kita telah melihat dan mengamati bahwa Palestina dan rakyat Palestina tidak termasuk dalam Deklarasi HAM ini, dan hak ini tidak hanya terjadi hari ini saja, namun, telah bertahun-tahun,” ujarnya.
Al-Dillaw kemudian menunjukkan warga sipil dibunuh tanpa pandang bulu dengan senjata militer, yang menunjukkan adanya kejahatan kemanusiaan dan bencana besar di Gaza.
Lebih lanjut, Al-Dillaw menyatakan jika menekankan standar ganda yang belum pernah terjadi sebelumnya yang terlihat dalam keheningan seluruh dunia dalam menghadapi peristiwa ini, dia menegaskan bahwa semua negara di dunia harus mengambil tindakan untuk menghentikan pembantaian tersebut.
Emir Erdogan yang menjadi tuan rumah pertemuan puncak ‘Satu Hati untuk Palestina’ bersama pasangan pertama lainnya dari seluruh dunia di Istanbul sebagai bagian dari upaya Ankara untuk mengakhiri perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza.
Baca: Gerebek RS Al Shifa di Gaza, Penjajah Israel Desak Hamas untuk Segera Menyerah
Diketahui jika serangan Israel dalam hari ke-40 nya telah menyebabkan setidaknya 11.320 warga Palestina telah dinyatakan tewas.
Korban jiwa termasuk lebih dari 7.800 perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 29.200 lainnya terluka, baik ringan ataupun berat.
Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid dan gereja juga telah rusak atau hancur akibta serangan udara dan darat yang tiada henti dari Israel.
Sementara itu, korban tewas adalah sekitar 1.200 orang dari pihak Israel.
Informasi terbaru menyebutkan jika milier Israel telah masuk ke RS Al Shifa yang merupakan rumah sakit terbesar di Gaza. (*/Mey)