Ekonomi, gemasulawesi - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari Jumat tercatat melemah, dipengaruhi oleh berbagai sentimen baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka perdagangan hari ini dengan koreksi, turun 88,58 poin atau 1,11 persen ke level 7.863,51.
Di sisi lain, indeks LQ45 yang berisi saham-saham berkapitalisasi besar juga ikut melemah, terkoreksi 9,66 poin atau 1,19 persen ke posisi 801,91.
"IHSG berpeluang melanjutkan pelemahan ke area support di level 7.900 pada perdagangan hari Jumat," kata Ratna Lim, Analis Phintraco Sekuritas.
Baca Juga:
Aksi Massa dan Ojol Ricuh di Otista, Jakarta Timur: Jalanan Lumpuh, Polisi Tembakkan Gas Air Mata
Dari dalam negeri, ribuan pekerja turun ke jalan dan menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI.
Aksi tersebut dipimpin oleh Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal.
Ia mengungkapkan bahwa para buruh membawa enam tuntutan, di antaranya menolak sistem outsourcing dan menentang kebijakan upah murah.
Kericuhan mewarnai aksi unjuk rasa ribuan buruh, terutama setelah terjadi insiden yang melibatkan seorang pengemudi ojek online di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat.
Baca Juga:
Mantan Wali Kota Semarang dan Suami Dijatuhi Hukuman Korupsi
Sementara itu, dari kawasan Asia, pelaku pasar menantikan rilis data tingkat kepercayaan konsumen Jepang untuk Agustus 2025.
Angkanya diperkirakan melemah tipis ke posisi 33,5, turun dari 33,7 pada Juli yang sebelumnya juga tercatat menurun dibanding bulan sebelumnya.
Di sisi lain, perhatian investor turut tertuju pada keputusan bank sentral Korea Selatan yang kembali menahan suku bunga acuannya di level 2,5 persen untuk kedua kalinya secara berturut-turut, sejalan dengan ekspektasi pasar.
Sentimen lain datang dari kebijakan Amerika Serikat yang menaikkan tarif impor hingga 50 persen terhadap produk asal India.
Baca Juga:
Komnas HAM Soroti Tewasnya Pengemudi Ojol, Kapolri Minta Maaf dan Brimob Diperiksa
Di tengah tekanan tersebut, Perdana Menteri India Narendra Modi dijadwalkan memulai kunjungan ke Asia untuk bertemu para pemimpin dari China, Jepang, dan Rusia.
Dari benua Eropa, pelaku pasar menanti rilis data penjualan ritel Jerman untuk Juli 2025, yang diperkirakan turun 0,4 persen secara bulanan, setelah pada Juni sempat tumbuh 1 persen.
Selain itu, inflasi Jerman untuk Agustus 2025 diprediksi naik tipis ke 2,1 persen dari sebelumnya 2 persen di bulan Juli.
Inggris, Prancis, dan Jerman resmi memulai proses 30 hari untuk mengaktifkan kembali sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap Iran terkait program nuklir negara tersebut.
Baca Juga:
Warga Pati Desak KPK Tetapkan Bupati Sudewo sebagai Tersangka Kasus Korupsi Proyek Kereta Api
Langkah ini dinilai berpotensi memperburuk ketegangan geopolitik.
Dari Amerika Serikat, data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II-2025 menunjukkan pertumbuhan sebesar 3,3 persen secara kuartalan, lebih tinggi dari estimasi sebelumnya yang berada di angka 3 persen.
Sebagai perbandingan, pada kuartal pertama 2025, ekonomi AS terkontraksi 0,5 persen.
Kinerja ekonomi AS yang menguat turut memicu ketidakpastian pasar menjelang rapat kebijakan The Fed yang dijadwalkan pada September mendatang.
Baca Juga:
Konflik Hunuth, Ambon: Bantuan Pengungsi dan Penanganan Keamanan
Di sisi lain, pelaku pasar juga akan mencermati rilis data inflasi berbasis indeks belanja konsumsi pribadi (PCE Price Index) yang dijadwalkan keluar.
Di pasar saham Eropa, perdagangan Kamis (28/08) ditutup bervariasi. Indeks Euro Stoxx 50 menguat tipis 0,111 persen, sementara indeks FTSE 100 Inggris terkoreksi 0,42 persen.
Indeks DAX Jerman melemah 0,03 persen, dan indeks CAC 40 Prancis naik 0,24 persen.
Sementara itu, pasar saham AS ditutup di zona hijau. Indeks S&P 500 naik 0,32 persen ke posisi 6.501,86, Nasdaq Composite menguat 0,53 persen ke level 21.705,16, dan Dow Jones Industrial Average bertambah 71,67 poin atau 0,16 persen ke angka 45.636,90.
Baca Juga:
Pengesahan RUU Haji dan Umrah, Langkah Strategis Perkuat Layanan dan Kelembagaan
Di kawasan Asia pada Jumat pagi, indeks saham regional menunjukkan pergerakan bervariasi.
Indeks Nikkei Jepang terkoreksi 176,29 poin atau 0,41 persen ke 42.652,00.
Sebaliknya, indeks Shanghai naik 16,58 poin (0,44 persen) ke 3.860,30, Hang Seng bertambah 180,68 poin (0,73 persen) ke 25.199,55, dan Strait Times Singapura menguat 9,00 poin (0,21 persen) ke 4.262,00. (*/Zahra)