Sebut Masih Cukup Terkendali, Mendagri Ingatkan Pemda untuk Mewaspadai Berbagai Faktor yang Dapat Memicu Kenaikan Inflasi

Ket. Foto: Mendagri Meminta Pemda untuk Waspada terhadap Berbagai Faktor yang Dapat Memicu Kenaikan Inflasi Source: (Foto/Instagram/@titokarnavian)

Ekonomi, gemasulawesi – Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, menyatakan jika saat ini angka inflasi masih cukup terkendali, yang diketahui berada di angka 3,05 persen.

Namun, menyikapi hal tersebut, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, mengingatkan pemerintah daerah di Indonesia untuk mewaspadai berbagai faktor yang dapat menjadi pemicu kenaikan inflasi.

Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, menegaskan jika target inflasi untuk tahun 2024 adalah di angka 2,5 persen dengan plus minus 1 persen.

Baca Juga:
Masa Panen Raya Masih Berlangsung, Bapanas Meminta Bulog untuk Terus Memperkuat Perannya Sebagai Offtaker Hasil Panen Petani

“Jangan sampai semua pihak terlena dengan angka 3,05 persen,” tekannya.

Selain itu, Mendagri juga meminta seluruh pemda memberikan perhatiannya terhadap perkembangan harga dari sejumlah komoditas, seperti misalnya daging ayam, telur, jagung dan juga bawang merah.

Menurut Tito, hal itu dikarenakan komoditas-komoditas tersebut mempunyai dampak secara langsung terhadap laju inflasi.

Baca Juga:
Telah Ditetapkan Menjadi Program Prioritas oleh Jokowi, Prabowo dan Gibran Akan Melanjutkan Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika

Dalam keterangannya kemarin, tanggal 29 April 2024, Tito Karnavian mengungkapkan perhatian pemerintah sekarang adalah bawang merah dikarenakan trennya yang meningkat tajam.

“Dari 512 kabupaten atau kota, di 314 kabupaten atau kota, harga bawang merah melonjak naik,” ujarnya.

Tito menambahkan jika salah satu faktor yang menyebabkan kenaikan inflasi adalah turunnya produksi bahan pangan di sejumlah wilayah yang ada di Indonesia.

Baca Juga:
Melalui Digitalisasi Sektor Ekonomi Prioritas, Airlangga Sebut Indonesia Fokus Mewujudkan Ekosistem Usaha yang Produktif dan Bernilai Tinggi

“Khusus untuk komoditas jagung, saya menilai dibutuhkan mekanisme yang khusus agar penyerapan panen jagung di dalam negeri lebih optimal,” terangnya.

Di sisi lain, disebutkan Mendagri, jika mekanisme khusus juga diperlukan untuk membantu pengeringan jagung agar nantinya tetap dapat diterima oleh para peternak.

Menteri Dalam Negeri menyampaikan kenaikan inflasi dari bulan Februari ke bulan Maret tahun 2024 adalah dampak dari momen bulan Ramadhan dan Idul Fitri yang akhirnya membuat permintaan terhadap barang meningkat.

Baca Juga:
Naik 43 Persen Secara Tahunan, Nilai Impor Sayuran Indonesia dari Cina pada Bulan Maret 2024 Dilaporkan Sekitar 79,4 Juta USD

“Situasi global, seperti konflik di Timur Tengah dan juga perang Rusia dengan Ukraina juga ikut mempengaruhi pola deman dan supply di tingkat internasional,” tuturnya.

Tito memaparkan jika tidak sedikit daerah di Indonesia yang angka inflasinya masih diatas 3,05 persen. (*/Mey)

Bagikan: