Naik 43 Persen Secara Tahunan, Nilai Impor Sayuran Indonesia dari Cina pada Bulan Maret 2024 Dilaporkan Sekitar 79,4 Juta USD

Ket. Foto: Nilai Impor Sayuran Indonesia dari Cina pada Bulan Maret 2024 Dikabarkan Sekitar 79,4 Juta USD Source: (Foto/iStock/@Thai Liang Lim)

Ekonomi, gemasulawesi – Menurut laporan, nilai impor sayuran Indonesia dari Cina meningkat hingga lebih dari 4 kali lipat menjelang Idul Fitri tahun 2024 dan  pada periode bulan Ramadhan tahun 2024.

Berdasarkan data terbaru dari BPS RI, memperlihatkan jika nilai impor sayuran dari Cina pada bulan Maret tahun 2024 sekitar 79,4 juta USD, yang disebutkan naik sekitar 43 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Dikabarkan jika juga itu berarti nilai impor sayuran dari Cina pada bulan Maret kemarin meningkat sekitar 393 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya atau Februari.

Baca Juga:
Mengenai Pelemahan Nilai Tukar Rupiah, Airlangga Sebut Indonesia Relatif Fundamental Cukup Bagus dan Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain

Menurut laporan hari ini, 23 April 2024, diketahui jika itu terutama berkat meningkatnya pembelian bawang putih.

Untuk impor bawang putih, kenaikannya diketahui mencapai 9 kali lipat menjadi 73,5 juta dolar AS.

Sementara itu, untuk impor jamur, kenaikannya dilaporkan sebesar 52 persen atau menjadi 1,5 juta USD.

Baca Juga:
Memasuki Panen Raya, Menteri Pertanian Harap Bulog Segera Menyerap Produksi Jagung dalam Negeri agar Harga Tidak Jatuh

Menurut data historis tahun-tahun sebelumnya, impor sayuran dari Cina memang selalu mengalami peningkatan yang signifikan beberapa bulan sebelum perayaan Idul Fitri.

Di sisi lain, Cina sendiri merupakan negara asal utama impor sayuran Indonesia dengan kontribusi hampir 3 perempatnya.

Disebutkan bahwa sehingga kenaikan yang signifikan pada bulan Maret lalu mendorong kenaikan impor sayuran Indonesia secara keseluruhan menjadi 90,2 juta USD.

Baca Juga:
Konflik Iran dengan Penjajah Israel, Menteri Keuangan Sebut Situasi Global Sekarang Pasti Akan Berdampak pada Perekonomian Indonesia

Dikatakan jika itu mengalami kenaikan hampir 3 kali lipat dari bulan sebelumnya.

Sebelumnya, diketahui jika Singapura juga meminta Natuna untuk menjadi penyedia bahan pangan untuk mereka.

Wakil Bupati Natuna, Rodhial Huda, mengatakan jika permintaan tersebut diajukan oleh Singapura melalui proposal yang telah dilayangkan sebanyak 3 kali.

Baca Juga:
Perang Iran dengan Penjajah Israel, Ekonom Sebut Kondisi yang Tidak Pasti Akan Menambah Beban Baru untuk Masyarakat Indonesia

“Untuk bahan pangan yang mereka minta adalah terkait dengan bidang peternakan, sayuran dan perikanan,” ujarnya.

Menurutnya, proposal yang terakhir dikirimkan oleh Singapura pada akhir tahun 2023.

Namun, Rodhial mengungkapkan jika permintaan Singapura tersebut belum dapat dipenuhi oleh pihaknya dalam waktu dekat dikarenakan Natuna belum siap.

Baca Juga:
Konflik Penjajah Israel dengan Iran, Erick Thohir Sebut Direksi BUMN Diharapkan Dapat Memprediksi Situasi untuk 5 Bulan ke Depan

“Kami belum membangun industri, karena kebutuhan untuk kita saja masih didatangkan dari luar,” jelasnya. (*/Mey)

Bagikan: