Kota Gorontalo, gemasulawesi – Pj Gubernur Provinsi Gorontalo, Rudy Salahuddin, mengeluhkan mahalnya tiket pesawat domestik di Republik Indonesia.
Menurut Rudy Salahuddin, harga tiket yang tinggi dibandingkan dengan tiket ke luar negeri membuat sektor pariwisata di daerah sulit bergerak maju.
Dalam keterangannya, Rudy Salahuddin mengatakan masih ada kendala-kendala dalam mengembangkan pariwisata di Gorontalo.
Baca Juga:
Kemenko Ekonomi RI Mengadakan Pengembangan dan Pemberdayaan UMKM Karawo di Provinsi Gorontalo
“Pertama, menyangkut biaya tiket pesawat ke sini yang masih sangat mahal,” katanya.
Dia menambahkan pihaknya juga telah menyampaikan hal ini ke Menteri.
Hal tersebut disampaikan oleh Rudy Salahuddin ketika membuka rapat koordinasi pembangunan sektor pariwisata Indonesia dan Gorontalo bersama dengan Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dessy Ruhati, di aula rumah jabatan gubernur.
“Pariwisata di Provinsi Gorontalo semakin bergeliat dengan semakin populernya destinasi wisata hiu paus,” ujarnya.
Dia menambahkan meski begitu, kunjungan wisatawan lebih banyak didominasi oleh urusan dinas atau business trip daripada wisata murni.
“Meskipun telah dikatakan ada wisata hiu paus, tetapi dengan tiket yang begitu mahal, mereka akhirnya memilih mundur,” ucapnya.
Dia melanjutkan mereka lebih memilih destinasi yang lebih dekat dan lebih murah, atau lebih jauh tetapi lebih murah atau sama dengan Gorontalo.
Dia menyatakan sehingga yang datang berwisata itu orang yang melakukan kegiatan di Gorontalo lebih ke business trip.
Selliane Ishak, yang merupakan Sekretaris Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf, menerangkan rakor ini memiliki tujuan memberikan gambaran besar mengenai Indonesia travel and tourism strategy dan kaitannya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan kepariwisataan.
Baca Juga:
Kembali Terjadi! Bocah 9 Tahun di Tangerang Selatan Jadi Korban Penculikan, Begini Kronologinya
“Kegiatan ini juga diharapkan untuk melakukan dialog dan mendapatkan masukan dari teman-teman pariwisata daerah dalam pembangunan kepariwisataan di Indonesia,” tuturnya.
Rapat koordinasi atau rakor tersebut diisi dengan diskusi panel yang menghadirkan para pengurus OPD dan pemangku kepentingan terkait.
Ada 3 tema besar yang diangkat pada diskusi itu, yaitu kajian penerapan ekonomi biru, ekonomi hijau dan ekonomi sirkuler; potensi pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Provinsi Gorontalo; dan penjelasan grand desain travel and tourism strategy dan daya saing kepariwisataan di Provinsi Gorontalo. (*/Mey)