Sukabumi, gemasulawesi - Baru-baru ini, media sosial dihebohkan oleh aksi konvoi sekelompok suporter bermotor menyerang sebuah rumah yang dijadikan tempat berkumpul oleh suporter Persib Bandung.
Insiden yang terjadi di Jalan Pajagalan, Nyomplong, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi ini pun membuat warga setempat panik.
Dalam insiden tersebut, para pelaku yang diduga merupakan oknum suporter Persija Jakarta, tidak hanya merusak pagar rumah tetapi juga ada yang berusaha masuk ke dalamnya.
Video aksi perusakan rumah ini pun dengan cepat beredar luas di media sosial.
Baca Juga:
Terungkap! Dua dari Tujuh Jasad Remaja yang Ditemukan di Kali Bekasi Berhasil Diidentifikasi
Menyikapi laporan dan video viral yang beredar, pihak kepolisian segera melakukan penyelidikan untuk mengatasi situasi yang dapat memicu ketegangan lebih lanjut di antara kedua kelompok suporter tersebut.
Menurut keterangan dari AKP Bagus Panuntun, Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota, dua orang suporter yang terlibat telah ditetapkan sebagai tersangka.
Mereka teridentifikasi setelah melakukan tindakan merusak dan memasuki pekarangan rumah tanpa izin.
"Para tersangka ini tidak hanya merusak banner yang terpasang, tetapi juga masuk ke pekarangan dan memprovokasi. Saat ini kami masih menyelidiki lebih lanjut untuk menemukan kemungkinan tersangka lainnya," jelas Bagus, dikutip pada Rabu, 25 September 2024.
Pihak kepolisian telah mengamankan 13 anggota The Jakmania, yang merupakan suporter Persija, dan dua di antaranya telah resmi ditetapkan sebagai tersangka.
Selain itu, polisi juga telah mengeluarkan Daftar Pencarian Orang (DPO) untuk pelaku lain yang terlibat dalam insiden perusakan ini.
Dua tersangka dikenakan Pasal 170 KUHP, yang mengatur tentang perusakan secara bersama-sama, dengan ancaman hukuman penjara maksimal 4 tahun.
"Kami terus melakukan pengawasan dan tindakan tegas terhadap setiap bentuk kekerasan yang dapat merugikan masyarakat. Proses hukum akan terus berjalan, dan kami berupaya menemukan semua pihak yang terlibat," tegas Bagus.
Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya kedamaian dalam mendukung tim sepak bola.
Aksi kekerasan seperti ini dapat berakibat fatal dan merugikan banyak pihak, termasuk penggemar yang hanya ingin menikmati pertandingan dengan aman.
Diharapkan, semua pihak bisa belajar dari insiden ini untuk menghindari konflik di masa mendatang.
Sebagai langkah preventif, kepolisian juga mengajak suporter dan masyarakat untuk menjaga suasana kondusif dalam setiap kegiatan yang melibatkan komunitas suporter.
Baca Juga:
Tuai Pro dan Kontra! Guru SMP di Lamongan Viral Usai Tampar Siswa karena Dipanggil Tanpa Sebutan Bu
Dukungan terhadap tim seharusnya disertai dengan sikap sportif dan saling menghormati, sehingga dunia sepak bola di Indonesia dapat berkembang dengan positif tanpa adanya kekerasan. (*/Shofia)