Banggai Kepulauan, gemasulawesi – Peran keluarga penting membantu pemerintah daerah atau pemda dalam menekan prevalensi stunting atau tengkes di Kabupaten Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah.
Pj Bupati Banggai Kepulauan, Ihsan Basir, dalam keterangannya saat dihubungi dari Palu, pada hari Rabu, tanggal 21 Agustus 2024, mengatakan peran bapak/ayah mengawal tumbuh kembang anaknya dapat memberikan dampak positif terhadap psikologi anak.
Ihsan Basir melanjutkan oleh karena itu dalam penanganan stunting, pihaknya juga mengusung program ‘Malane Mola’ atau ‘laki-laki bisa’.
Dia menerangkan pendekatan berbasis keluarga tidak kalah penting dengan pendekatan program pemerintah, yaitu Rencana Aksi Nasional sebagai upaya melakukan percepatan penurunan prevalensi stunting.
Menurut dapat pemerintah setempat, prevalensi Kabupatan Banggai Kepulauan dimana pada tahun 2022 terdapat 1.452 jiwa atau sekitar 19,7 persen anak mengalami stunting.
Kondisi ini terus diintervensi hingga 15,28 persen atau sebanyak 967 jiwa pada tahun 2023.
Kurang lebih 485 anak berhasil terlepas dari stunting dan capaian ini berkat dukungan semua pihak.
Oleh karena itu, guna mengukur atau evaluasi sejauh mana efektivitas intervensi dilakukan pemerintah daerah atau pemda, maka dilakukan langkah konkret melalui audit kasus stunting.
Audit dilakukan bertujuan untuk melakukan identifikasi atau menangani kasus risiko stunting sebagai upaya pencegahan dan penanganan lebih cepat sehingga tepat sasaran.
Baca Juga: 
Bersama DPRD, Pemkab Parigi Moutong Menggelar Rapat Paripurna Masa Sidang II Tahun 2024
Dengan harapan prevalensinya dapat tertekan jauh.
“Stnnting tidak hanya bicara kesehatan, banyak fakto yang memicu, diantaranya faktor sosial, ekonomi, budaya, infrastruktur dan sebagainya,” katanya.
Dia melanjutkan berbicara mengenai stunting maka kondisinya sangat kompleks.
Guna menekan lebih jauh prevalensi stunting di daerah itu, dia memerintahkan OPD atau Organisasi Perangkat Daerah atau OPD melakukan kolaborasi lintas sektor, sehingga upaya percepatan dapat terwujud dengan tepat dan juga cepat.
“Kami berharap tim percepatan penurunan stunting lebih bekerja optimal, agar angka prevalensi tahun ini dapat ditekan serendah mungkin,” ujarnya. (*/Mey)
 
             
                                     
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                  
                                  
                                  
                                  
                                  
                     
                     
                     
                                         
                                