Langkat, gemasulawesi - Sebanyak 51 pengungsi Rohingya tiba di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, tepatnya di Desa Kwala Langkat, Kecamatan Tanjung Pura.
Kedatangan para pengungsi rohingnya tersebut menimbulkan perhatian dari masyarakat setempat dan pihak berwenang.
Kapolsek Tanjung Pura, AKP Andri GT Siregar, dalam pesan tertulisnya mengonfirmasi bahwa para pengungsi tiba pada Rabu, 22 Mei 2024 sekitar pukul 10.00 WIB dengan menggunakan satu unit kapal kayu bermotor.
Setelah kapal mereka merapat di pinggir Pantai Desa Kwala Langkat, para pengungsi kemudian berjalan kaki menuju pemukiman warga.
"Dari pantai, mereka berjalan kaki menuju pemukiman masyarakat setempat," jelas AKP Andri, dikutip pada Kamis, 23 Mei 2024.
Rincian pengungsi yang tiba terdiri dari 42 pria dewasa, tiga wanita dewasa, empat anak perempuan, dan dua anak laki-laki.
Kondisi mereka saat tiba cukup memprihatinkan, mengingat perjalanan panjang yang harus mereka tempuh dengan kondisi yang tidak nyaman.
Kedatangan pengungsi Rohingya ini menambah panjang daftar pengungsi yang mencari perlindungan di berbagai wilayah Indonesia.
Desa Kwala Langkat menjadi tempat sementara bagi mereka untuk beristirahat setelah perjalanan laut yang melelahkan.
Masyarakat setempat menunjukkan solidaritas dengan memberikan bantuan seadanya, seperti makanan dan tempat berteduh sementara.
"Kami berusaha membantu semampu kami. Mereka adalah manusia yang membutuhkan bantuan," ujar seorang warga setempa.
Pihak berwenang setempat, termasuk Polsek Tanjung Pura dan instansi terkait, segera melakukan koordinasi untuk menangani kedatangan para pengungsi ini.
"Kami akan melakukan koordinasi lebih lanjut dengan pihak terkait untuk memastikan penanganan yang tepat bagi para pengungsi," lanjut AKP Andri.
Momen kedatangan pengungsi Rohingnya ini kembali menjadi sorotan usai diunggah di akun Instagram @memomedsos baru-baru ini.
Sejumlah warganet pun menanggapi kedatangan pengungsi Rohingnya. Tak sedikit dari mereka yang iba melihat kondisi para pengungsi Rohingnya tersebut.
“Sebenarnya kasihan mereka ini ditolak dimana-mana, tapi jika melihat track record mereka yang biang rusuh, membuat malas untuk menolongnya,” ungkap akun @erw***.
Kondisi para pengungsi menjadi perhatian utama. Pemerintah daerah bersama dengan organisasi kemanusiaan diharapkan dapat memberikan bantuan medis dan kebutuhan dasar lainnya untuk para pengungsi yang saat ini berada dalam kondisi rentan.
Kedatangan pengungsi Rohingya ini mengingatkan kembali akan krisis kemanusiaan yang masih berlangsung di Myanmar.
Banyak dari mereka yang terusir dari tanah kelahirannya akibat konflik dan penganiayaan, sehingga mencari perlindungan di negara-negara lain, termasuk Indonesia. (*/Shofia)