Sulawesi Utara, gemasulawesi - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengumumkan penurunan status aktivitas vulkanik Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, dari tingkat siaga menjadi waspada.
Hal ini diumumkan oleh Kepala PVMBG, Dr. Ir. Hendra Gunawan, yang menjelaskan bahwa asap kawah berwarna putih dengan intensitas tebal, tekanan lemah, dan tinggi mencapai 200-500 meter di atas puncak kawah Gunung Ruang.
Menurut Dr. Hendra Gunawan, penurunan status aktivitas Gunung Ruang terhitung mulai 18 Mei 2024 pukul 09.00 Wita.
Selama periode 8-18 Mei 2024, PVMBG mencatat bahwa jumlah gempa vulkanik dalam dan gempa vulkanik dangkal cenderung menurun dari hari ke hari.
Meskipun demikian, masih tercatat adanya gempa tremor menerus dengan amplitudo dominan yang mengecil dalam kisaran 2 sampai 4 milimeter.
Asap kawah juga masih teramati dengan ketinggian rentang 100 hingga 700 meter di atas puncak kawah, intensitas tebal, dan tekanan lemah.
Meskipun status Gunung Ruang telah diturunkan menjadi waspada, potensi bahaya erupsi masih tetap ada.
Bahaya tersebut meliputi lontaran material pijar dengan radius mencapai 2 kilometer dari kawah aktif, serta paparan abu vulkanik yang bisa bervariasi tergantung pada arah dan kecepatan angin.
Selain itu, masyarakat juga perlu waspada terhadap potensi banjir lahar hujan jika terjadi hujan deras di sekitar Gunung Ruang.
PVMBG memberikan rekomendasi kepada masyarakat di sekitar Gunung Ruang untuk selalu waspada dan tidak memasuki wilayah radius 2 kilometer dari pusat kawah aktif gunung tersebut.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menggunakan masker guna menghindari paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu sistem pernapasan.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengambil langkah signifikan pada tanggal 30 April 2024 pukul 01.30 WITA dengan meningkatkan status Gunung Ruang dari level siaga menjadi level awas.
Keputusan ini merupakan respons yang cepat dan tepat atas peningkatan aktivitas vulkanik dan kegempaan yang terjadi di gunung tersebut.
Sejak erupsi fase pertama pada 17 April 2024, dampak yang ditimbulkan oleh Gunung Ruang telah terasa luas.
Sekitar 3.614 unit rumah, dua gereja, dan gedung sekolah mengalami kerusakan akibat terkena material yang dilontarkan dan goncangan saat erupsi.
Kerusakan ini semakin diperparah oleh jarak rumah warga dengan puncak Gunung Ruang yang terpaut dekat, di bawah radius sekitar 8-10 kilometer.
Daerah Kepulauan Tagulandang menjadi salah satu yang paling terdampak erupsi Gunung Ruang, menunjukkan tingkat kerentanan yang tinggi terhadap bencana alam tersebut.
Tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa upaya evakuasi dan penanganan bencana menjadi prioritas utama untuk mengurangi risiko dan dampak yang lebih besar di masa mendatang. (*/Shofia)