Konawe Utara, gemasulawesi - Banjir yang melanda Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, telah mencapai tahap yang mengkhawatirkan dalam beberapa hari terakhir.
Kepala BPBD Konawe Utara, Muhammad Aidin, menyampaikan bahwa banjir tersebut telah merendam sejumlah kecamatan dan menyebabkan dampak signifikan bagi penduduk setempat.
Menurut Aidin, ada enam kecamatan yang terdampak langsung oleh banjir ini, yaitu Kecamatan Langgikima, Landawe, Wiwirano, Oheo, Asera, dan Andowia.
Situasi yang paling kritis terjadi di Kecamatan Oheo, di mana ruas jalan sepanjang 467 meter terendam banjir.
Tinggi air di Desa Sambandete, Kecamatan Oheo, bahkan mencapai 2 meter hingga membuat akses jalan terhambat.
Kondisi ini menyebabkan kendaraan baik roda dua maupun roda empat tidak dapat melintas dengan lancar karena arus air yang masih cukup deras.
Meskipun demikian, banjir mulai surut perlahan, memberikan harapan bagi warga agar dapat kembali ke kehidupan normal seiring waktu.
Aidin juga mengungkapkan bahwa sejumlah fasilitas penting, seperti dua unit fasilitas ibadah dan satu unit jembatan, turut terdampak oleh banjir tersebut.
Baca Juga:
Ini Dia Keindahan Alam dari Pesona Bumi Perkemahan Alastuwo, Surga Menarik di Pelukan Gunung Lawu
Lebih dari 450,2 hektar lahan pertanian dan perkebunan juga terendam, memberikan dampak serius terhadap ekonomi lokal.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengungkap jika banjir ini terutama disebabkan oleh intensitas curah hujan yang tinggi di wilayah tersebut.
Sembilan desa yang terdampak di 6 kecamatan meliputi Desa Tambakua di Kecamatan Landawe, Desa Polora di Kecamatan Langgikima, dan Desa Paka Indah di Kecamatan Oheo.
Lalu ada Desa Puuwanggudu, Desa Wanggudu, Desa Amorome, dan Desa Tapuwatu di Kecamatan Asera; Desa Laronanga di Kecamatan Andowia; serta Desa Tapuema di Kecamatan Molawe.
Dampak dari banjir ini meliputi 174 unit rumah yang terendam, dua unit fasilitas ibadah yang juga terdampak, serta satu unit jembatan yang mengalami kerusakan akibat banjir tersebut.
Selain itu, lebih dari 450,2 hektar lahan pertanian dan perkebunan juga terendam, menyebabkan kerugian besar bagi sektor pertanian lokal.
Diperkirakan sebanyak 883 kepala keluarga atau sekitar 1.983 warga terdampak langsung oleh banjir ini.
Sementara sebanyak 44 kepala keluarga atau sekitar 162 warga juga mengungsi karena dampak yang ditimbulkan oleh bencana ini, seperti kerusakan rumah dan ketidakamanan lingkungan.
Dalam hal penanganan warga terdampak, Pemda Konawe Utara telah bertindak cepat dengan mendirikan beberapa posko pengungsian.
Bantuan sosial juga telah disalurkan kepada para korban banjir, menunjukkan respon yang sigap dari pemerintah setempat dalam menghadapi situasi darurat ini.
Kepala BPBD Konawe Utara juga menyampaikan bahwa pemerintah daerah telah membuka opsi donasi bagi masyarakat yang ingin memberikan bantuan tambahan.
Hal ini diharapkan dapat membantu meringankan beban para korban banjir yang harus menghadapi dampak yang cukup signifikan akibat bencana alam ini. (*/Shofia)