Ngawi, gemasulawesi - Kabar duka menghampiri keluarga Nira Pranita Asih, seorang wanita berusia 31 tahun yang berasal dari Kabupaten Ngawi, istri dari Davin Ahmad Sofyan.
Davin Ahmad Sofyan mengungkap jika Nira Pranita Asih meninggal dunia setelah menjalani operasi pencabutan gigi bungsu di sebuah klinik dokter gigi umum di Ngawi.
Cerita pilu ini menjadi sorotan setelah Davin Ahmad Sofyan, mengungkapkan kejadian yang menyedihkan tersebut di akun Tiktok pribadinya @davin_a.s07.
Awalnya, Davin mengungkap jika Nira mengalami keluhan pusing yang diduga disebabkan oleh gigi bungsu.
Lalu pada tanggal 28 Desember 2023, Davin memilih membawa Nira untuk konsultasi ke klinik Gigi Djoshy Dental Care yang berlokasi di Widodaren, Kabupaten Ngawi.
Dokter di klinik tersebut menyarankan untuk mencabut gigi bungsu Nira setelah melihat hasil rontgen panoramic.
Pada saat operasi pencabutan gigi bungsu dilakukan, tidak ada keluhan khusus dari Nira.
Namun keesokan harinya, Nira mulai mengalami pembengkakan di area gigi bungsu yang baru saja dicabut.
“Berawal dari tanggal 28 Desember 2023, cabut di salah satu kliknik pratek spesialis gigi di daerah Walikukun Ngawi Jawa Timur, setelah cabut gigi keesokan harinya bengkak di bagian mulut,” jelas Davin.
Karena klinik tempat Nira menjalani operasi tutup hingga tanggal 3 Januari 2024, keluarga Nira hanya mengonsumsi obat pereda nyeri untuk mengatasi bengkak tersebut.
Keadaan semakin memburuk saat Nira tidak mampu makan sejak tanggal 30 Desember 2023 karena rasa nyeri yang tak tertahankan.
Hingga akhirnya pada tanggal 1 Januari 2024, Davin membawa Nira ke RS Panti Waluyo (Solo) untuk mendapatkan perawatan rawat jalan. Namun, bengkak yang terjadi semakin parah, dan Nira mulai mengalami sesak napas.
Kondisi Nira yang semakin memburuk membuat Davin memutuskan untuk memindahkan istrinya ke RS JIH Solo pada tanggal 2 Januari 2024 untuk mendapatkan perawatan rawat inap.
Setelah beberapa hari menjalani perawatan intensif, dokter di RS JIH Solo menyarankan agar Nira dirujuk ke rumah sakit besar karena infeksi yang telah menjalar.
Nira akhirnya dirawat di RS dr. Oen Kandang Sapi Solo, di mana dokter menemukan bahwa infeksi telah menyebar ke jalur pernapasan dan rongga tenggorokan Nira.
Hal ini memicu perlunya operasi thorax otomi dan perawatan intensif di iccu selama dua minggu.
Namun, upaya medis yang dilakukan tidak berhasil menyelamatkan nyawa Nira, yang menghembuskan napas terakhir pada tanggal 27 April 2024.
Davin merasa sangat kecewa dengan respons dari pihak klinik yang tidak bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Dia berniat untuk membawa kasus ini ke ranah hukum dengan melaporkan dokter yang melakukan pencabutan gigi bungsu terhadap Nira.
Davin juga mengekspresikan kekecewaannya terhadap dokter yang tidak memberikan jawaban yang memuaskan terkait pertanggungjawaban atas kasus ini.
Kisah tragis Nira Pranita Asih menjadi peringatan penting bagi semua pihak terkait dalam menjalankan prosedur medis dan memberikan perawatan yang tepat bagi pasien.
Unggahan di akun Tiktok Davin pun dipadati dengan ucapan belasungkawa dari warganet atas meninggalnya Nira.
“Turut berduka ya kak, semoga husnul khatimah,” tulis akun @atm***. (*/Shofia)
