Kupas Tuntas, gemasulawesi - Berkembang dari rumah kolonial, Museum Radya Pustaka di Surakarta, Jawa Tengah, adalah jendela ke masa lalu.
Didirikan pada tahun 1890 oleh Adipati Sosrodiningrat IV, Museum Radya Pustakaini adalah salah satu yang tertua di Indonesia.
Terletak di Jalan Slamet Riyadi, dekat Taman Sriwedari, Museum Radya Pustakaini menawarkan pengalaman yang memikat bagi pengunjung yang ingin menyelami sejarah dan kekayaan budaya Jawa.
Gedung yang dulunya merupakan tempat tinggal seorang pria Belanda kini menjadi rumah bagi koleksi-koleksi bersejarah.
Awalnya, tempat ini menjadi lembaga Radyapustaka yang menggali budaya dan sastra Jawa di akhir abad ke-20.
Majalah berbahasa Jawa, Sosodoro dan Tjodrokanto, adalah salah satu bukti kegiatan yang dilakukan lembaga tersebut.
Museum Radya Pustaka bukan hanya menyimpan surat-surat kerajaan, namun juga berbagai barang berharga lainnya.
Dari peralatan gamelan hingga alat musik tradisional, Museum Radya Pustakaini menjadi pusat pengetahuan tentang budaya dan seni Jawa.
Bahkan, tempat ini pernah menjadi tempat bagi para pecinta seni untuk belajar memainkan gamelan dan menjadi dalang.
Saat memasuki museum, pengunjung akan disambut oleh tata ruang yang unik.
Bangunan yang awalnya adalah rumah kolonial menghadirkan suasana yang khas dan berbeda.
Pengunjung akan merasakan aura sejarah yang kental seiring dengan menjelajahi setiap sudut museum.
Melalui koleksi-koleksi yang disimpannya, Museum Radya Pustaka menjadi saksi bisu perkembangan budaya Jawa dari masa ke masa.
Dari sastra hingga seni, dari bahasa Kawi hingga tradisi-tradisi unik, museum ini membuka pikiran dan hati para pengunjung tentang kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia.
Bagi para pelajar sejarah, seniman, atau siapa pun yang ingin merasakan getaran masa lalu, Museum Radya Pustaka adalah destinasi yang sempurna.
Dengan pengalaman yang tak terlupakan, museum ini mengajak pengunjung untuk merenung dan memahami nilai-nilai kearifan lokal yang terus hidup dalam budaya Jawa. (*/CAM)