Kupas Tuntas, gemasulawesi - Masjid Baitussalam atau lebih dikenal sebagai Masjid Saka Tunggal, adalah salah satu destinasi religi yang memukau di Jawa Tengah.
Terletak di Desa Wisata Cikakak, kecamatan Wangon, Banyumas, Jawa Tengah, masjid ini mempesona dengan sejarahnya yang kaya.
Meskipun berada di pedesaan, jaraknya sekitar 28 kilometer dari pusat kota Purwokerto, namun daya tariknya mampu memikat pengunjung dari berbagai penjuru.
Berdiri sejak abad ke-12, sebelum kerajaan Majapahit berdiri pada tahun 1288, Masjid Saka Tunggal telah menjadi saksi bisu perjalanan panjang Islam di wilayah ini.
Didirikan atas inisiatif Kyai Haji Mustolih, yang lebih dikenal sebagai Kyai Toleh, seorang tokoh agama Islam yang berpengaruh pada zamannya, masjid ini memancarkan pesona sejarah yang tak terlupakan.
Keunikan Masjid Saka Tunggal terpancar dari seni ukirannya yang kental, terutama pada ukiran Jawa yang menghiasi struktur bangunan.
Empat helai sayap kayu menambah kemegahan masjid ini, melambangkan filosofi papat kiblat lima pancer atau simbolisasi empat mata angin dengan satu pusat utama.
Tradisi-tradisi unik juga masih terjaga, seperti zikir bersama dan tradisi empat muadzin yang menggema di lingkungan masjid.
Tidak hanya itu, Masjid Saka Tunggal juga mempertahankan tradisi Ganti Jaro, sebuah ritual penggantian pagar bambu yang dilakukan setiap tahun.
Ritual ini telah dilestarikan oleh masyarakat selama berabad-abad, menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya mereka.
Meskipun tanpa pengeras suara, suasana sakral dan khidmat selalu menyelimuti setiap sudut masjid.
Pengunjung juga akan terkesima oleh pakaian khusus yang dikenakan oleh imam dan muadzin, menambah kesan sakral dalam ibadah.
Baca Juga:
Merentang Keindahan Sejarah dan Alam dengan Mengungkap Pesona Candi Lawang di Tengah Lanskap Hijau
Masjid Baitussalam bukan hanya sebuah tempat ibadah, melainkan juga sebuah jendela ke masa lalu yang memikat.
Keunikan arsitekturnya, kekayaan sejarahnya, dan tradisi-tradisi yang masih lestari menjadikannya tempat yang patut dikunjungi oleh siapa pun yang ingin menggali kekayaan budaya dan spiritual di Jawa Tengah. (*/CAM)