Kupas Tuntas, Gemasulawesi – Pura Agung Besakih, sebuah monumen keagungan spiritual dan keelokan arsitektur khas Bali, menjulang megah di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Bali.
Merupakan pura terbesar dan termegah di pulau ini, Pura Besakih memberikan pengalaman unik dengan suasana suci dan pemandangan yang memukau.
Dengan latar belakang Gunung Agung, Pura Agung Besakih menghiasi lereng barat daya, mencapai ketinggian 915 kaki.
Arsitektur yang memukau, mencerminkan kekayaan tradisi Bali, dan menjadi pusat kegiatan spiritual Hindu Dharma di Pulau Dewata.
Keindahan Pura Besakih tidak hanya terletak pada arsitekturnya, tetapi juga pada keberartian spiritualnya.
Dalam pengakuan UNESCO sebagai Situs Warisan Budaya, Pura Besakih berhasil menyelamatkan keagungan dan keberartian sejarahnya, terlepas dari erupsi Gunung Agung pada tahun 1963.
Perjalanan menuju Pura Besakih melewati Bukit Jambul, menghadirkan panorama memukau di Kabupaten Karangasem.
Melalui perjalanan sekitar 25 km dari Kota Semarapura, pengunjung akan disuguhi keindahan sebelum mencapai tempat suci ini.
Desa Besakih, atau Hulundang Basukih dalam Bahasa Bali, menjadi latar belakang suci bagi Pura Besakih.
Nama "Besakih" mengandung makna "selamat" dalam Bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno.
Mitos Naga Basuki dan Gunung Mandara memberikan warna sejarah yang mendalam pada Pura Besakih.
Pura Besakih dibangun dengan konsep Tri Hita Karana, menekankan keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan.
Penataan bangunan mengikuti arah mata angin, menciptakan simbolisme keseimbangan alam.
Mandala dan Dewa Catur Lokapala menjadikan Pura Besakih sebagai pusat harmoni spiritual.
Kompleks Pura Besakih menyimpan peninggalan zaman megalitik, menggambarkan sejarah panjang Pura Besakih.
Menhir, tahta batu, dan struktur teras piramida menciptakan atmosfer mistis yang terkandung dalam keelokan dan keseimbangan Pura Besakih.
Pura Agung Besakih bukan hanya destinasi wisata, melainkan perjalanan spiritual dan budaya.
Keelokan alam dan kebijaksanaan sejarahnya menjadikannya sebagai destinasi tak tergantikan bagi para pencari keharmonisan dan keagungan spiritual di Bali. (*/HWP)