Nasional, gemasulawesi - Penyelidikan atas kematian tragis seorang wanita asal Medan, berinisial ENS (30), yang meninggal dunia setelah menjalani prosedur sedot lemak di klinik kecantikan di kawasan Beji, Kota Depok, mengungkap fakta baru.
Ternyata, korban yang juga dikenal sebagai seorang selebgram di Medan itu sempat dilarikan ke Rumah Sakit Bunda sebelum akhirnya meninggal dunia.
Hal ini menambah kompleksitas kasus kematian tragis seorang wanita asal Medan yang kini tengah diselidiki oleh pihak kepolisian.
Kapolres Metro Depok, Kombes Pol Arya Perdana, mengungkapkan bahwa pihaknya sedang memfokuskan penyelidikan pada peran Rumah Sakit Bunda dalam kasus ini.
"Kami saat ini memintai keterangan dari pihak rumah sakit yang menjadi rujukan dari klinik WSJ Beauty & Skincare. Informasi yang kami perlukan adalah bagaimana kondisi korban saat tiba di rumah sakit dan hasil pemeriksaan yang dilakukan," ujar Arya Perdana.
Menurut Arya, proses penyelidikan melibatkan pemeriksaan terhadap empat orang dari pihak rumah sakit.
Meskipun begitu, jumlah saksi yang diperiksa mungkin akan bertambah seiring dengan perkembangan kasus.
"Kami ingin memastikan semua keterangan yang diperlukan untuk mengungkap fakta secara menyeluruh. Oleh karena itu, jumlah saksi mungkin akan bertambah," jelasnya.
Kejadian ini mendapat perhatian luas karena meskipun keluarga korban belum secara resmi melaporkan kasus ini kepada pihak berwajib, polisi tetap melanjutkan penyidikan.
"Keluarga korban belum melaporkan kejadian ini secara resmi kepada kami, namun kami tetap melanjutkan penyidikan. Ini adalah tindak pidana murni, dan kami tetap dapat menyelidiki meskipun tidak ada laporan resmi dari keluarga. Jika ditemukan indikasi malpraktik atau pelanggaran hukum, kami akan menindaklanjutinya," tegas Arya.
Kasus ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat karena kematian ENS terjadi setelah menjalani prosedur medis di klinik kecantikan, yang seharusnya dilakukan dengan standar keselamatan tinggi.
Proses sedot lemak, yang dikenal sebagai prosedur kosmetik invasif, seharusnya dilakukan oleh tenaga medis berpengalaman dan dalam kondisi yang aman.
Penyelidikan ini bertujuan untuk mengungkap penyebab pasti kematian ENS dan memastikan apakah ada kesalahan prosedur atau malpraktik yang terlibat.
Pihak kepolisian berharap kasus ini dapat diselesaikan dengan transparan dan adil, serta memberikan kejelasan kepada publik tentang keselamatan prosedur kosmetik di klinik-klinik kecantikan.
Sementara itu, keluarga ENS dan masyarakat umum menantikan hasil penyidikan yang diharapkan dapat memberikan kepastian hukum dan keadilan bagi korban. (*/Shofia)