Internasional, gemasulawesi – Seorang pemimpin Hamas di Tepi Barat, Mustafa Muhammad Abu Ara, telah meninggal dalam tahanan penjajah Israel.
Hal tersebut disampaikan oleh Komisi Tahanan Palestina dalam sebuah pernyataan.
Mustafa Muhammad Abu Ara, yang berusia 63 tahun, meninggal setelah dipindahkan ke rumah sakit dari penjara Ramon di penjajah Israel selatan.
Dia ditangkap pada bulan Oktober 2023 lalu dan telah menjadi sasaran penyiksaan, serta tidak diberi perawatan medis.
“Sebelum ditangkap, dia menderita masalah kesehatan serius dan membutuhkan perawatan medis intensif,” bunyi pernyataan itu.
Disebutkan sejak ditangkap, Sheikh Abu Ara, seperti semua tahanan Palestina lainnya, telah menghadapi kejahatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Warga Palestina di wilayah Tepi Barat telah memperingati kematiannya dengan pawai dan protes.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada komentar langsung dari penjajah Israel.
Di sisi lain, pemerintah Australia telah menjatuhkan sanksi keuangan dan larangan perjalanan terhadap 7 pemukim penjajah Israel dan sekelompok pemuda sebab terlibat dalam kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat.
Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, menyatakan kelompok itu bertanggung jawab atas hasutan dan melakukan kekerasan terhadap warga Palestina, sementara para pemukim terlibat dalam pemukulan, kekerasan seksual dan penyiksaan terhadap warga Palestina, juga kematian dalam beberapa kasus.
“Kami menyerukan penjajah Israel untuk meminta pertanggungjawaban para pelaku kekerasan pemukim dan menghentikan aktivitas pemukiman yang sedang berlangsung, yang hanya mengobarkan ketegangan dan semakin merusak stabilitas dan prospek solusi 2 negara,” ucapnya.
Pengumuman sanksi Australia menyusul tindakan serupa baru-baru ini terhadap pemukim penjajah Israel oleh Inggris, Amerika Serikat, Kanada dan Jepang.
Australia telah menganggap pemukiman penjajah Israel di wilayah Palestina yang diduduki ilegal menurut hukum internasional dan merupakan hambatan untuk perdamaian.
Di sisi lain, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina atau PRCS menyatakan 7 dari 27 pusatnya di Jalur Gaza kini tidak berfungsi karena perintah evakuasi penjajah Israel dan terus berlanjutnya pengungsian penduduk Palestina. (*/Mey)