Nasional, gemasulawesi – Menjadi aktivis sejak masa mudanya dan akhirnya terjun ke dunia politik, Fadli Zon juga diketahui aktif dan mengikuti berbagai organisasi dan kebudayaan.
Sejak masa remajanya, Fadli Zon dikenal sebagai penggiat kebudayaan dengan mendirikan Fadli Zon Library yang berada di Jakarta Pusat.
Fadli Zon juga mendirikan Rumah Kreatif Fadli Zon yang terletak di Cimanggis, Depok dan Rumah Budaya di Aia Angek di Tanah Datar yang berada di Provinsi Sumatera Barat.
Selain itu, dia juga termasuk Dewan Pembina Rumah Puisi Taufiq Ismail yang ada di Aia Angek.
FZL yang merupakan singkatan dari Fadli Zon Library yang didirikan di tahun 2008 lalu disebut-sebut sebagai oase intelektual dari Fadli Zon.
Fadli Zon Library diketahui sering menggelar acara diskusi tentang berbagai tema yang berganti setiap waktunya, seperti sejarah, politik, ekonomi, budaya ataupun tema-tema lainnya yang aktual.
Fadli Zon Library juga menjadi semacam tempat singgah atau persinggahan berbagai tokoh-tokoh intelektual Indonesia, baik dari dalam maupun luar negeri.
Organisasi lainnya yang dia ikuti yakni Himpunan Seni Budaya Islam yang di tahun 2019 hingga tahun 2024 dia terpilih sebagai ketua umumnya.
Di tahun 2017 hingga 2019, Fadli Zon menjadi Ketua Umum Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM).
Selain itu, Fadli Zon juga memimpin beberapa organiasi yang lainnya, seperti Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di tahun 2015 hingga 2020 dan juga kembali terpilih untuk periode keduanya dari 2020 hingga 2025.
Pada tahun 2016 hingga 2021, Fadli Zon menjadi Ketua Umum Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI) dan untuk tahun 2017 hingga tahun 2022, Fadli Zon menjadi Ketua Umum Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI) tahun 2017 hingga tahun 2022.
Salah satu fakta menarik tentang Fadli Zon adalah dia juga aktif menulis.
Baca: Awali Karier Politik Bersama HMI, Ini Profil Viva Yoga Mauladi yang Kini Duduki Wakil Ketua Umum PAN
Memulai pengalaman jurnalistiknya dengan menulis di sejumlah artikel di majalah remaja seperti Nona dan Hai di tahun 1989 hingga 1990, dia kemudian menjadi wartawan di majalah Suara Hidayatullah dan Harian Terbit di tahun 1990 hingga 1991. (*/Mey)