Nasional, gemasulawesi - Kasus dugaan korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang di Pertamina terus menyita perhatian publik.
Dugaan praktik korupsi yang terjadi dalam rentang waktu 2018–2023 ini disebut-sebut merugikan negara hingga Rp193,7 triliun.
Kejaksaan Agung telah menetapkan tujuh tersangka yang berasal dari pejabat tinggi Pertamina serta pihak swasta yang diduga terlibat dalam kasus ini.
Di tengah ramainya pemberitaan mengenai kasus tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Muhammad Cholil Nafis, turut memberikan tanggapannya.
Melalui akun X resminya @cholilnafis pada Rabu, 26 Februari 2025, ia menyuarakan kekecewaannya terhadap praktik korupsi yang dilakukan oleh para tersangka.
Ia menilai bahwa tindakan mereka telah menyebabkan kesengsaraan bagi rakyat Indonesia.
"Duuhhh… Gusti Allah ora sariii ya. Mereka gerombolan yg Sdh melakukan korupsi dan menipu lagi. Bukan hanya milyaran tapi sdh triliunan. Ini yg membuat rakyat sengsara," tulis Cholil Nafis dalam cuitannya.
Kasus ini memang menjadi perhatian banyak pihak, mengingat jumlah kerugian yang sangat besar.
Korupsi dalam sektor minyak dan energi tidak hanya berdampak pada keuangan negara, tetapi juga dapat mempengaruhi harga bahan bakar yang langsung dirasakan oleh masyarakat.
Oleh karena itu, reaksi keras dari berbagai kalangan terhadap kasus ini tidak bisa dihindari.
Dalam cuitan lainnya, Cholil Nafis menyoroti bahwa dana yang dikorupsi seharusnya bisa digunakan untuk kepentingan yang lebih bermanfaat bagi masyarakat, seperti peningkatan kualitas pendidikan.
Ia menilai bahwa dengan dana sebesar itu, Indonesia bisa memperkuat sektor pendidikan agar generasi mendatang menjadi lebih cerdas dan mampu mewujudkan cita-cita Indonesia Emas.
"Dana itu cukup utk menambah anggaran pendidikan agar anak2 cerdas dan menggapai Indonesia Emas. Kita bisa apa?" tulisnya sembari mengunggah ulang berita terkait korupsi di Pertamina.
Komentar Cholil Nafis ini pun mendapat respons dari banyak warganet. Banyak di antara mereka yang mengungkapkan kemarahan dan kekecewaan terhadap para pelaku korupsi yang telah menyalahgunakan uang negara.
Salah satu warganet dengan akun @dan*** mengungkapkan pendapatnya mengenai perlunya hukuman berat bagi para koruptor agar ada efek jera.
"inilah perlunya hukuman berat bgi para pelaku kejahatan thd kemanusiaan macam ini, menyengsarakan rakyat, inilah ciri2 negara gagal, tdk bisa melindungi rakyatnya dari keserakahan gerombolan maling duit rakyat," tulis akun tersebut dalam balasannya terhadap cuitan Cholil Nafis.
Gelombang kritik dari warganet terus bermunculan di media sosial. Banyak yang mendukung pernyataan Cholil Nafis dan mendesak pemerintah untuk menindak tegas para pelaku korupsi tanpa pandang bulu. (*/Risco)