Nasional, gemasulawesi - Kematian tragis Fajar Nugroho, Ketua OSIS SMAN 1 Cawas, Klaten, telah menjadi perhatian utama setelah insiden yang mengguncang itu terjadi.
Fajar Nugroho meninggal dunia akibat tersengat listrik di kolam sekolahnya, hingga memicu reaksi luas dari masyarakat dan pihak berwenang.
Polisi dari Polsek Cawas, Klaten, segera bertindak dengan memeriksa 11 saksi yang berada di lokasi saat kejadian tragis tersebut terjadi.
AKP Umar Mustofa, Kapolsek Cawas, mengonfirmasi bahwa proses pemeriksaan terhadap saksi-saksi ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai kejadian yang menyebabkan kematian Fajar Nugroho.
Umar Mustofa juga menyampaikan bahwa pihak kepolisian akan bekerjasama dengan PLN untuk melakukan pengecekan terhadap instalasi listrik di sekitar kolam sekolah yang menjadi tempat kejadian.
Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi potensi kebocoran listrik atau faktor-faktor lain yang mungkin berkontribusi pada insiden tragis tersebut.
Dalam kterangannya, Umar Mustofa juga menjelaskan bahwa mereka juga akan memeriksa kondisi korban lainnya, Andika Janur, yang saat ini masih dirawat di rumah sakit.
Proses pemeriksaan ini membutuhkan waktu ekstra mengingat kondisi trauma yang dialami oleh korban.
Pihak kepolisian menegaskan bahwa investigasi mereka belum mengarah pada dugaan pelanggaran atau kelalaian tertentu dalam kasus ini.
"Kita belum mengidentifikasi pelaku, apakah itu kelalaian atau kecelakaan murni. Sebenarnya, anak-anak juga seharusnya memahami bahwa itu adalah kolam ikan," ujar dia.
Meskipun demikian, mereka tetap berupaya untuk memastikan bahwa semua faktor yang mungkin mempengaruhi kejadian tersebut telah dipertimbangkan secara menyeluruh.
Seperti diberitakan sebelumnya, Fajar dan sekitar 30 anggota OSIS lainnya sedang merayakan ulang tahunnya di sekolah.
Saat itu, Fajar dan teman-temannya berkumpul untuk mempersiapkan lomba pengembangan prestasi minat dan bakat siswa yang dijadwalkan akan berlangsung pada 25 Juli 2024.
Setelah makan siang dan salat zuhur, teman-teman Fajar mengetahui bahwa hari itu adalah ulang tahunnya.
Dalam semangat kebersamaan dan tradisi, mereka merayakan dengan menaburinya tepung dan kemudian membawanya ke kolam sekolah untuk merayakan secara tradisional.
Namun, apa yang seharusnya menjadi momen kegembiraan berubah menjadi tragedi mendalam.
Ketika Fajar mencoba untuk naik kembali dari dalam kolam, tanpa disadari, ia tersengat arus listrik dari kabel listrik yang terpasang di dalam kolam tersebut.
Insiden tersebut menyebabkan Fajar Nugroho akhirnya meninggal dunia di lokasi kejadian.
Kematian Fajar Nugroho bukan hanya merupakan kehilangan besar bagi keluarga dan sekolahnya, tetapi juga memicu perhatian publik terhadap keamanan infrastruktur sekolah dan perlunya langkah-langkah pencegahan yang lebih ketat untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Kasus ini menyoroti pentingnya keselamatan dan kehati-hatian dalam pengelolaan instalasi listrik di lingkungan sekolah, serta perlunya peran aktif masyarakat dalam memastikan kepatuhan terhadap standar keamanan yang ada. (*/Shofia)