NTT, gemasulawesi - Baru-baru ini, beredar kabar yang menyebutkan bahwa Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) kurang memprioritaskan putra dan putri daerah dalam seleksi taruna-taruni (Catar) Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2024.
Tudingan ini menimbulkan kegaduhan di kalangan masyarakat dan viral di media sosial. Namun, Kepala Bidang Humas Polda NTT, Kombes Pol. Ariasandy, S.I.K., membantah keras tudingan tersebut dan memberikan penjelasan detail mengenai proses seleksi yang dilakukan.
Kabar yang viral menyebutkan bahwa dari enam kuota reguler untuk Polda NTT, hanya beberapa putra daerah yang lolos seleksi, sementara sisanya berasal dari provinsi lain.
Kombes Pol. Ariasandy menanggapi tudingan ini dengan tegas, menyatakan bahwa proses seleksi dilakukan secara terbuka dan transparan.
“Siapa saja boleh mendaftar, dan tidak ada yang ditutup-tutupi selama proses seleksi,” jelasnya, dikutip pada Rabu, 10 Juli 2024.
Kombes Pol. Ariasandy menegaskan bahwa dari tiga kuota reguler, ada tiga peserta asal NTT yang berhasil lolos ke tingkat pusat.
Selain itu, ada dua orang yang sejak SD sudah tinggal di NTT. Hal ini menunjukkan bahwa Polda NTT tetap memberikan prioritas kepada putra dan putri daerah.
Untuk memastikan transparansi, proses rekrutmen diawasi tidak hanya oleh internal Polda NTT tetapi juga oleh pihak eksternal.
Pihak-pihak yang terlibat dalam pengawasan meliputi jurnalis, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi), Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pemuda dan Olahraga, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti), serta Bidang Meteorologi.
Bahkan, hasil ujian diumumkan segera setelah ujian berakhir, saat peserta meninggalkan ruangan.
Langkah ini dilakukan agar setiap peserta dapat segera mengetahui hasilnya dan jika ada yang tidak puas, mereka bisa langsung mengajukan protes di lokasi ujian kepada panitia.
“Ujian dilaksanakan dengan sistem Computer Assisted Test (CAT) menggunakan fasilitas laboratorium komputer di sejumlah sekolah di Kota Kupang,” tambah Kombes Pol. Ariasandy.
Sistem CAT digunakan untuk ujian psikologi dan akademik, memastikan transparansi dan keadilan dalam proses seleksi.
Kabag Dalpers Biro SDM Polda NTT, AKBP Sajimin, menjelaskan bahwa seleksi ini diikuti oleh 86 peserta, terdiri dari 70 pria dan enam wanita.
Setelah melalui berbagai tahapan seleksi yang dimulai dari pemeriksaan administrasi hingga supervisi dari Mabes Polri, hanya 20 peserta yang berhasil melanjutkan ke tahap akhir, dengan rincian 17 pria dan tiga wanita.
Mabes Polri mengalokasikan kuota sebanyak 11 orang untuk Polda NTT, yang terdiri dari lima orang dari kuota Mabes dan enam orang dari kuota reguler.
Baca Juga:
Pada Semester 1 Tahun 2024, Imigrasi Sebut 1503 WNA Mendapatkan Sanksi Deportasi
Dengan sistem seleksi yang ketat dan transparan, diharapkan dapat menghasilkan calon taruna-taruni yang berkualitas dan berintegritas.
Fakta menunjukkan bahwa Polda NTT telah melaksanakan proses seleksi Catar Akpol tahun 2024 dengan prinsip keterbukaan dan transparansi.
Pengawasan yang melibatkan berbagai pihak eksternal serta penggunaan sistem CAT dalam ujian memastikan bahwa proses seleksi berjalan adil dan sesuai aturan.
Dengan demikian, tudingan bahwa Polda NTT kurang memprioritaskan putra dan putri daerah tidak berdasar dan tidak sesuai dengan fakta yang ada.
Polda NTT berkomitmen untuk terus memberikan kesempatan yang adil bagi putra-putri daerah dalam seleksi Akpol dan memastikan proses yang transparan serta dapat dipertanggungjawabkan. (*/Shofia)